Oleh : Musri Nauli
Zabak.id, OPINI – Disaat menandatangani Kerjasama Pemprov Jambi dengan PTPN VI, Al Haris sebagai Gubernur Jambi kemudian mengusulkan PTPN Jambi mendirikan pabrik minyak sayur (minyak goreng) di Jambi.
Menurut Al Haris, harapan kepada PTPN yang merupakan badan usaha milik negara dapat merambah usahanya untuk produksi minyak goreng. Tidak semata-mata hanya menghasilkan CPO.
Sudah dikenal ditengah masyarakat, pasokan minyak sayur di Jambi hanya bergantung kepada PT. Kurnia Tunggal dan Perusahaan Wilmar Group.
Padahal menurut data BPS 2018, luas areal Sawit 1,032 juta ha. Terus naik tahun 2019 mencapai 1,034 juta ha dan tahun 2020 mencapai 1,074 juta ha.
Dengan produksi 2,69 juta ton (2018). Terus naik mencapai 2,88 juta ton (2019) dan 3,02 juta ton (2020).
Tentu saja secara umum, menjadi pertanyaan aneh hingga sekarang.
Bagaimana mungkin luas areal hingga mencapai 1,074 juta ha dan 3,02 juta ton di Jambi, namun masih terdapatnya “kelangkaan minyak goreng” di Jambi.
Atau yang lebih aneh. Para petani yang selama ini menghasilkan Sawit namun kemudian harus membeli minyak goreng yang mahal. Belum lagi seringnya terjadi kelangkaan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Zabak.id. Mari bergabung di Channel Telegram "Zabak.id", caranya klik link https://t.me/zabak.id, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Halaman : 1 2 Selanjutnya