Cara Mengurangi Peningkatan Prevalensi Stunting di Indonesia

Kamis, 21 Maret 2024 - 16:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Taufik Irwansyah*

Zabak.id, OPINI – Sebanyak 6,3 juta anak di Indonesia mengalamai stunting. Angka stunting pada 2023 turun 4 persen menjadi 17 persen, Oleh sebab itu target yang disampaikan presiden jokowi adalah penurunan angka menjadi 14% di tahun 2024.

Ini harus bisa masyarakat capai, dengan kekuatan para pemegang kebijakan dan orantua bersama semuanya bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,anggaran negara untuk kementrian kesehatan sebesar Rp186,4 triliun pada tahun 2024 diharapkan bisa mengurangi angka stunting.

Infrastruktur dan lembaga yang ada, harus digerakkan untuk memudahkan menyelesaikan persoalan stunting. Dari lingkungan mulai dari air bersih, sanitasi, rumah yang sehat, ini merupakan kerja terintegrasi dan harus terkonsolidasi.

Baca Juga :  Tanjab Timur Butuh Pemimpin Visioner

Jadi target 14% itu bukan target yang sulit hanya kita mau atau tidak mau. Asalkan kita bisa mengonsolidasikan semuanya dan jangan sampai keliru cara pemberian gizi, penurunan kasus stunting diharapkan bisa lebih tajam lagi sehingga target penurunan stunting di angka 14% di 2024 dapat tercapai.

Secara jumlah yang paling banyak penurunan angka stunting adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten. Metode survei seperti ini sudah di lakukan selama 3 tahun, bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.

Adapun cara untuk mengejar penurunan stunting hingga 14% artinya mesti turun 3,8% selama 2 tahun berturut-turut. Caranya mesti dikoordinasi oleh BKKBN dan berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain.Standard WHO terkait prevalensi stunting harus di angka kurang dari 20%.

Baca Juga :  Opini Musri Nauli: Al Haris di Kancah Nasional

Kementerian Kesehatan melakukan intervensi spesifik melalui 2 cara utama yakni intervensi gizi pada ibu sebelum dan saat hamil, serta intervensi pada anak usia 6 sampai 2 tahun.

Pemerintah sendiri ingin mensukseskan Perpres nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dengan 5 pilar.

Pilar pertama adalah komitmen, pilar kedua adalah pencegahan stunting, pilar ketiga harus bisa melakukan konvergensi, pilar keempat menyediakan pangan yang baik, dan pilar kelima melakukan inovasi terobosan dan data yang baik.

Inilah pilar yang harus ditegakkan. Tahun sebelumnya, ada 2 juta perempuan yang menikah dalam setahun. Dari 2 juta setahun itu yang hamil di tahun pertama 1,6 juta, dari 1,6 juta yang stunting masih 400 ribu.

Baca Juga :  Asa Firli untuk Pegiat Media

Dalam hal ini Kementerian Agama sudah mengeluarkan kebijakan untuk 3 bulan sebelum menikah, calon pengantin harus diperiksa dulu kalau ada anemia dan kurang gizi diimbau menunda kehamilan dulu demi kesehatan ibu dan bayi sampai gizi tercukupi.

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) yang disusun untuk mengurangi angka prevalensi stunting pada tahun 2024 sangatlah penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Stunting atau kekurangan gizi kronis pada anak-anak, adalah masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif mereka. Oleh karena itu, strategi yang terintegrasi dan berkelanjutan harus diimplementasikan melalui alokasi anggaran yang memadai.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Zabak.id. Mari bergabung di Channel Telegram "Zabak.id", caranya klik link https://t.me/zabak.id, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait

Membangun Empati dan Kepedulian di Era Digital
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurun Tetapi Masih Banyak Pengangguran? Ini Solusinya
Bukan Romi Hariyanto, Lawan Berat Al Haris Justru Fadhil Arief
Mubes HIMA IH UNJA Tidak Transparan? Legitimasinya Dipertanyakan
Kabupaten Kerinci Darurat Bencana, Mulai Dari PPPK, Bencana Alam Hingga Netralitas ASN Jelang Pemilu, Mahasiswa: PJ Bupati Harus Tegas Atau Diberhentikan
Gubernur Jambi di kancah Internasional
Tanjab Timur Butuh Pemimpin Visioner
Survei Pilpres Dari Perspektif Pendidikan Masyarakat

Berita Terkait

Jumat, 26 April 2024 - 17:40 WIB

Lanjut 2 Periode, Al Haris Kembalikan Langsung Formulir Pendaftaran ke Demokrat

Jumat, 26 April 2024 - 16:12 WIB

Didampingi Ketua DPD Partai Golkar Tanjab Timur, Muslimin Tanja Mendaftar ke PKS

Jumat, 26 April 2024 - 15:49 WIB

Jum’at Berkah, MT Kembalikan Formulir PD dan Nyatakan Diri Siap Mengabdi Untuk Tanjab Timur

Kamis, 25 April 2024 - 21:55 WIB

Gubernur Al Haris Beri Penjelasan Atas Capaian Pembangunan Pemprov Kepada Dewan

Kamis, 25 April 2024 - 17:40 WIB

Semakin Laju, Iqbal Linus Turut Mendaftar di PDIP

Kamis, 25 April 2024 - 17:19 WIB

Dinilai Berhasil, DPW PAN Jambi Kembali Dukung Zulhas Jadi Ketum PAN

Rabu, 24 April 2024 - 23:29 WIB

DPC PPP Tanjabbar Buka Pendaftaran Untuk Putra Putri Terbaik Daerah di Pilkada

Rabu, 24 April 2024 - 21:56 WIB

Wagub Sani Harap GP Ansor Perkuat Sinergi Bersama Pemerintah Daerah

Berita Terbaru

SOSPOL

Yuk Intip Sepak Karir Muslimin Tanja

Sabtu, 27 Apr 2024 - 07:23 WIB