Oleh: Arwin Saputra

Zabak.id Selain dikenal sebagai penghasil kelapa dalam terbesar di Provinsi Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) juga memiliki sumber daya alam pada sektor kelautan.

Provinsi jambi memiliki dua Kabupaten penghasil sumber daya alam pada sektor kelautan, yakni Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) dan Kabupaten Tanjab Timur. Tanjab Timur memiliki panjang garis pantai yang cukup luas, yakni 191 km yang membentang dari perbatasan Kabupaten Tanjab Barat sampai dengan perbatasan Provinsi Sumatra Selatan.

Selain itu, Tanjab Timur juga memilki wilayah laut dengan letak wilayah geografisnya yang sangat strategis, berdekatan dengan kawasan Sijori (Singapura – Johor – Riau) dan kawasan Sibajo (Singapura – Batam – Johor). Daerah tangkapan ikan relatif luas yang mencangkup kawasan Laut Cina Selatan dan perairan umum, rawa dan daerah pasang surut.

Berdasarkan produksi ikan menurut sub sektor Dinas Perikanan Kabupaten Tanjab Timur dengan luas luas areal 77.752 hektar, hasil perikanan tangkap yang terdiri dari perikanan laut, produksinya mencapai 23.491,54 ton, perairan umum mencapai 130,86 ton, serta hasil budidaya perikanan mencapai 120,4 ton.

Baca Juga :  Kunker ke Desa Petajen, H Bakri Cek Program APBN Berjalan Lancar

Dari berbagi jenis perairan di Kabupaten Tanjab Timur ini dengan produksi terbesar untuk perairan laut terdapat di lima Kecamatan, yakni Kecamatan Mendahara, Kecamatan Nipah Panjang, Kecamatan Sadu, Kecamatan Kuala Jambi dan Kecamatan Muara Sabak Timur. (Data per 27 September 2018).

Artinya, potensi sumber daya ikan laut di Tanjab Timur hanya ada di daerah pesisir pantai.

Di perairan laut Tanjab Timur ada beberapa jenis hasil laut, seperti Ikan Tenggiri, Senangin, Bawal Hitam, Bawal Putih, Gulamah, Parang, Kembung, Talang, Gerot, Malung, Bagok/utik, Selampai, Pari, Selangak, dan lain-lain.

Kemudian ada beberapa jenis udang, yakni Udang Kuning, Udang Putih, Udang Peci, Udang Ketak dan lain-lain. Kemudian Kerang, Kepiting, Cumi/sotong.

Hasil laut kita bukan hanya dijual di pasar lokal. Tapi juga di ekspor ke luar negeri.

Dengan kualitas yang baik, hasil laut Indonesia sebenarnya sudah diterima oleh 158 negara di dunia dengan pasar utamanya di Amerika Serikat, China, Jepang, Malaysia, Taiwan, Thailand, Singapura, Vietnam, Italia, dan Hong Kong.

Baca Juga :  KPU Tanjab Timur Sukses Gelar Pleno Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pemilu 2024

Di tengah situasi pandemi sekalipun, Indonesia berhasil mengekspor 3.200 ton atau senilai Rp194,6 miliar hasil laut ke 13 negara, yaitu Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Mauritius, Reunion, Taiwan, Thailand, AS, Vietnam dan Lithuania. (Lautsehat.id).

Alat tangkap yang digunakan nelayan Tanjabtim pun bermacam-macam jenis, diantaranya Jaring Insang Hanyut, Jaring Insang Tetap, Bubu, Rawai, dan Jala Tebar.

Sebagai daerah yang sebagian wilayahnya berada di pesisir pantai, tentunya pemerintah bisa memberikan perlakuan khusus untuk para nelayan di Tanjab Timur.

Pemerintah seharusnya mendorong peningkatan produksi perikanan, seperti memberikan pelatihan dan tata cara penangkapan ikan dengan metode yang ramah lingkungan, kemudian meningkatkan infrastruktur dan pembangunan sarana pengolahan hasil laut, sehingga hasil yang diperoleh bukan hanya sebagai bahan baku tetapi sudah menjadi produk olahan.

Di Tanjab Timur hasil sektor laut juga diolah menjadi ikan asin, pengolahannya dengan cara penggaraman hingga penjemuran, selain itu ada juga yang mengolah ikan laut menjadi kerupuk dan beberapa olahan tradisional lainnya. Tapi itu belum cukup untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Baca Juga :  Peringatan 1 Tahun, PWI Kota Jambi Periode 2023-2026 Resufle Pengurus, Bendahara Diganti

Pemerintah seharusnya lebih serius memberikan edukasi dan pelatihan terkait pengolahan ikan laut. Karena bisa meningkatkan kemampuan berproduksi, meningkatkan perekonomian, memiliki daya saing dan memiliki nilai tambah tinggi untuk masyarakat.

Sebenarnya, ada juga beberapa hasil laut yang bisa dibudidayakan di perairan atau di tambak. Seperti Ikan Bawal, Kakap, Kerang Darah, Kepiting Bakau dan Udang-udangan.

Untuk meningkatkan hasil yang maksimal, pemerintah daerah seharusnya mendorong agar masyarakat melakukan budidaya ikan laut karena bernilai ekonomis yang sangat terbuka lebar.

Dengan adanya pengembangan dan pengelolaan wilayah pesisir untuk usaha budidaya ikan laut secara spesifik lokal tersebut, diharapkan masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir dapat memperoleh dampak positifnya, yaitu dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.