Musri Nauli

Zabak.id, OPINI – Tanggal 1 Juni 2022, Jambi dipercayakan oleh Walhi menjadi tuan Rumah Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup. Pertemuan nasional Seluruh Pemimpin Walhi daerah se Indonesia.

Kepercayaan Walhi menunjuk Jambi sebagai tuan rumah sungguh tepat.

Jambi adalah tempat Kampus tertua di dunia. Candi Muara Jambi. Tempat mendidik mahasiswa Sebelum di Universitas Nalanda di India.

Kampus tertua 4 abad Sebelum Universitas Al Azhar di Mesir dan 6-7 abad Universitas Oxfod di Inggeris.

Negeri yang disebutkan didalam Seloko “Padi Menjadi. Rumput Hijau. Aek tenang. Ikan jinak. Ke aek cemeti keno. Ke darat durian gugur”.

Negeri yang berbatasan didalam tembo disebutkan “Durian takuk rajo” langsung berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat, “sialang belantak besi dengan provinsi Sumatera Selatan.

Pemilihan Provinsi Jambi sungguh tepat. Provinsi Jambi memiliki tipologi yang paling lengkap.

Di dataran tinggi mempunyai taman nasional Kerinci Sebelat yang juga termasuk kedalam Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu.

Baca Juga :  Pemilih Populer Antara Ancaman dan Peluang

Turun sedikit dari dataran tinggi kemudian dikenal Taman Nasional Bukit 12 dan Taman Nasional Bukit 30. Yang termasuk kedalam Provinsi Riau.

Sedangkan di dataran rendah mempunyai Taman nasional Berbak Sembilang yang juga termasuk kedalam Provinsi Sumatera Selatan.

Penunjukkan Jambi sebagai tuan rumah juga didasarkan Jambi mempunyai pengalaman panjang mengurusi dan terlibat konsep Perhutanan Sosial.

Sejak akhir tahun 1990, berbagai hutan adat menjadi bentuk perlindungan hutan di uluan Sungai Batanghari. Baik di Kerinci, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin, Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo.

Model yang kemudian menginspirasi berbagai perkembangan hutan adat di Jambi.

Selain itu, pengalaman panjang didalam mengusulkan Hutan Desa sejak 2004. Kemudian dilanjutkan 2010 menjadikan 17 Desa menikmati Hutan Desa seluas 49.508 ha. Menjadikan hutan luas terbesar di Indonesia.

Jauh Sebelum konsepsi itu masuk menjadi program nasional, Perhutanan Sosial menjadi pembicaraaan sehari-hari dan masuk kedalam program nasional.

Baca Juga :  Polemik Revisi UU (KUP), Kolaborasi atau Korporasi

Selain itu, capaian Perhutanan sosial juga terlibatnya 74 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial dengan 416 perizinan perhutanan sosial dengan luasan 204.410 ha. Atau 57% dari target pencadangan areal perhutanan sosial seluas 356.490 ha.

Lagi-lagi Pemerintah Provinsi Jambi menunjukkan keseriusannya didalam menata dan mengelola hutan. Dengan program Bio Carbon Fund, maka Pemerintah Provinsi jambi menjaga tutupan hutan seluas 638.620 ha dengan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan termasuk 4 KPH di berbagai kabupaten.

Sehingga target program bio carbon fund menjadi 1.79.436 ha.

Sebuah upaya yang serius dari Pemerintah Provinsi Jambi didalam menjaga dan mengelola hutan.

Dukungan Pemerintah Provinsi Jambi terhadap pelaksanaan KNLH Walhi cukup besar. Didalam pidato sambutan Al Haris sebagai Gubernur Jambi sekaligus Pembukaan acara, Pemerintah Provinsi Jambi memberikan dukungan penuh sehingga pelaksanaan KNLH Walhi bisa terselenggara dengan sukses.

Selain itu, Al Haris juga menyampaikan pandangan Pemerintah Provinsi Jambi yang berkonsentrasi terhadap pemulihan sungai Batanghari.

Baca Juga :  Amanah

Sungai yang menghubungkan 9 sungai-sungai besar di Provinsi Jambi.

Konsentrasi Al Haris didalam program untuk berkonsentrasi program “Batanghari Bersih” begitu maksimal.

Selain “menggelontorkan” APBD, Al Haris mengajak Seluruh Kepala Daerah se Provinsi Jambi untuk menjaga dan mengembalikan fungsi Sungai Batanghari.

Tagline “Batanghari bersih” menjadi tema yang mendominasi sejak awal tahun.

Tagline “Batanghari bersih” menjadi konsentrasi penuh Al Haris untuk mengembalikan semangat dan memorial kolektif masyarakat Jambi terhadap sungai Batanghari.

Mengakhiri pidato sambutannya, Al Haris mengajak Seluruh pemangku kepentingan agar mendukung program Pemerintah Provinsi Jambi untuk program “Batanghari bersih”.

Sebelum menutup pidato, tidak lengkapnya rasanya menutup pidato dengan pantun.

Batanghari aeknya Tenang.
Sungguh tenang Dereh ke tepi.
Anak jambi janganlah dikenang.
Kalo dikenang, merusaklah hati.

Rimbun-rimbun kayu di perigi.
Sungguh rimbun kayu di tungkal
Rindu-rindu hati yang akan pergi.
Lebih rindu kami yang ditinggal.