Oleh : Ardiansah P , S.Sos

Zabak.id – Begitu Gembiranya hati orang-orang yang dipenuhi Islam dan iman karena ramadhan sebentar lagi tiba, kaum muslimin tentu dengan senang hati menyambutnya karena bulan ramadhan adalah suatu  jalan yang ditempuh manusia untuk penyucian jiwa dan pembenahan sikap hingga manusia dapat kembali kepada fitrahnya(Fitri) asal diri yang murni.

Dijelaskan dalam (1:183) Wahai orang-orang yang beriman, Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

1. Sejarah Yang Terintegrasi

Puasa ini sudah temurun temurun di syariatkan kepada orang beriman dahulu untuk melatih manusia menuju kemuliaan.

Artinya ada historis sejarah perjalanan manusia dari awal kejadian hingga sekarang, puasa menjadi suatu jalan yang selalu ditempuh oleh pemuka pemuka agama samawi yang percaya kepada Tuhan. sehingga Rentetan sejarah puasa ini terintegrasi (terhubung) dari nabi Adam sampai kepada Muhammad sampai kepada kita saat ini.

Beberapa Syariat syariat yang lain tidak terintegrasi dengan sejarah,  syariat antara satu kaum nabi dengan kaum nabi lain sebelum dan sesudahnya syariatnya memiliki perbedaan, namun puasa mempunyai Sejarah kosmik yang unik di semesta ini, ia mempunyai rententan rentetan sejarah yang selalu terhubung  dan tak terputus  sehingga wajar didalam nya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Baca Juga :  Tiba di Jambi, Wapres Ma'aruf Amin Akan Buka STQH ke XXVII

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar (97:1-5).

2. Bimbingan Dan Karya Tuhan

Puasa mempunyai Sejarah yang terintegrasi dari kejadian manusia sampai sekarang dan di bulan  bulan suci ini pulalah diturunkan bimbingan dan karya Tuhan yang di sebut Al-Qur’an.

Al-Qur’an menjadi petunjuk bagi ummat manusia dalam menghadapi problematika kehidupan baik sosial, politik, ekonomi dan mampu menjawab perkembangan sains, selain itu Al-Qur’an juga juga sebagai bimbingan dalam mengatasi keresahan dan kegundahan hati manusia.

Al-Qur’an diturunkan kepada Muhammad sebagai realitas yang real dan objektif sehingga bisa dikaji dan menjadi keberkahan bagi semesta. Dan mampu menjadi value bagi manusia dan tak bertentangan dengan hukum-hukum logika manusia.

Baca Juga :  Hj. Masnah Busro, Perempuan Hebat Dalam Konteks Kepemimpinan

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah…. (1:185)

3. Kemanusiaan

Dialektika Matrealisme, Sosialis Manusia tanpa kelas teori yang hanggat bicara masalah keadilan dan kemanusiaan.

Islam dalam puasanya mengajarkan keadilan manusia yang begitu tinggi sehingga tanpa memandang rakyat jelata, tuan tanah, penguasa semuanya sama dan berlapar  dibulan Ramadhan agar ada empati terhadap kemanusiaan sehingga melahirkan kepedulian dan keadilan, dan derajat yang sama dalam menahan lapar selama 1 bulan yang dapat melatih diri menjadi manusia dan menghargai kemanusiaan itu sendiri.

Setelah semuanya disamakan kedudukannya maka diwajibkan untuk mensejahterakan sesamanya.

Setiap insan yang mampu di wajib Zakat Fitrah, perindividu mengeluarkan hartanya , yaitu memberikan harta untuk sesama agar merasakan kesejahteraan ekonomi.

Ada pula zakat harta dimana yang memiliki kekayaan akan dihitung, ketika sampai pada hitungannya maka diwajibkan sebagian kekayaannya diberikan kepada manusia yang membutuhkan.

Baca Juga :  Jejak Politik Trah Nurdin di Jambi: Berpikir Ulang Melawan Laza di Pilkada Tanjab Timur

Zakat ini diberikan kepada kaum-kaum yang lemah, tidak mampu, yatim piatu, miskin dan orang yang berjuang pada jalan Tuhan. Wujud dari itu semua Terciptalah Keadilan Sosial dan Ekonomi.

4. Kemuliaan dan Kedudukan

Rentetan sejarah , bimbingan dan karya Tuhan serta Memahami Kemanusiaan  hadir dibulan suci ini, begitu Dahsyatnya Bulan Ramadhan ini yang didalamnya ada keberkahan, ampunan dan kebaikan.

Beruntunglah bagi orang yang mampu menjalankannya, menggunakan siang dan malamnya untuk Allah SWT, sehingga mampu meraih kedudukan dan kemuliaan. Karena puasa nilainya tak terhingga dihadapan Tuhan Allah Semesta Alam.

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. (Hadist Qudsi).

Semoga kita mampu mencapai derajat kemuliaan itu dan merayakan kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri hingga Terlahir kembali dan suci. Bukan dengan Pakaian Materialisme namun dengan Pakaian Kedudukan dan Kemuliaan disisi Tuhan yaitu Taqwa.