Oleh: Dedi Saputra,S.Sos.,M.I.Kom

Zabak.id, OPINI – Sejarah politik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tidak bisa dilepaskan dari pengaruh besar Trah Nurdin Hamzah. Keluarga ini telah lama menjadi ikon kekuatan politik, dengan sosok Zulkifli Nurdin, mantan Gubernur Jambi dua periode, sebagai figur sentral. Pengaruh politik Trah Nurdin telah teruji selama puluhan tahun, di mana setiap kandidat yang mendapat dukungan dari keluarga ini seolah mendapatkan angin kemenangan lebih awal. Bagi masyarakat Tanjab Timur, dukungan Trah Nurdin adalah sebuah indikasi kuat dari siapa yang akan memegang tampuk kekuasaan di masa depan.

Jejak Kemenangan yang Terpatri dalam Sejarah

Trah Nurdin tidak hanya mengukir sejarah melalui individu, tetapi juga melalui jaringan politik dan sosial yang luas. Keberhasilan Zulkifli Nurdin meraih kursi Gubernur Jambi selama dua periode bukan hanya hasil dari kampanye politik yang apik, tetapi juga berkat strategi keluarga yang cerdas dan efektif. Zulkifli Nurdin dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan masyarakat, seorang pemimpin yang mengerti denyut nadi warganya. Setelah masa jabatannya, Trah Nurdin tidak mengendurkan pengaruhnya, bahkan semakin memperkokoh pijakan di panggung politik lokal dan provinsi.

Baca Juga :  SHARP Bagikan Promo THR

Pilkada 2024: Pertarungan Trah Nurdin yang Berlanjut

Pilkada Tanjung Jabung Timur 2024 bukan hanya sekadar ajang kompetisi politik biasa; ini adalah pertarungan penting bagi Trah Nurdin untuk melanjutkan hegemoni politik mereka. Di tengah dinamika dan intrik politik yang berkembang, dukungan keluarga Nurdin Hamzah seolah menjadi sebuah penentu. Siapa pun yang berhasil mendapatkan restu atau dukungan trah ini, setidaknya sudah memegang separuh tiket kemenangan di tangan.

Pada Pilkada kali ini, kehadiran Laza, anak Zulkifli Nurdin, mempertegas bahwa pertarungan ini bukan hanya tentang siapa yang akan menjadi Bupati, melainkan tentang kelangsungan dinasti politik yang telah teruji di medan politik selama bertahun-tahun. Laza, dengan karisma dan latar belakang keluarganya, muncul sebagai sosok yang dipercaya akan melanjutkan jejak kejayaan trah Nurdin. Keberadaannya tidak hanya membawa nama besar ayahnya, tetapi juga sebuah janji untuk mengembalikan era keemasan di Tanjab Timur.

Baca Juga :  Jawab Keresahan Masyarakat Soal Batubara, ATJ Inisiasi dan Terbitkan Kartu Simpangbara Mobile

Tangan Dingin Trah Nurdin dalam Menentukan Pemenang

Sejarah telah membuktikan, bahwa dukungan Trah Nurdin adalah sebuah tiket emas menuju kekuasaan. Kemenangan Zumi Zola, putra Zulkifli Nurdin, dalam Pilkada Jambi beberapa tahun lalu menegaskan betapa kuatnya jaringan politik keluarga ini. Tak hanya di level provinsi, pengaruh mereka juga terasa begitu kuat di kancah politik kabupaten. Dalam berbagai kontestasi, siapa yang mendapat dukungan trah ini biasanya berhasil memenangkan suara rakyat. Pengaruh Trah Nurdin begitu mendarah daging dalam masyarakat Tanjab Timur, sebuah keunggulan yang sulit diabaikan oleh lawan politik mana pun.

Baca Juga :  Fadli Sudria Pimpin Komisi IV Stuba ke Yogyakarta

Pilkada 2024: Reinkarnasi Dominasi Politik Trah Nurdin
Pilkada 2024 ini bukan hanya sekadar kompetisi untuk menentukan pemimpin baru, tetapi juga ajang untuk menguji kembali kekuatan Trah Nurdin di era yang penuh perubahan. Dengan Laza yang tampil sebagai calon, pertarungan ini seperti menghidupkan kembali dinamika politik yang dipimpin oleh keluarga Nurdin. Lawan-lawan politik tentu tidak bisa mengabaikan kekuatan ini. Dukungan trah Nurdin akan kembali menjadi penentu utama, dan siapapun yang berani menantang kekuatan ini harus bersiap menghadapi mesin politik yang tak tertandingi.

Trah Nurdin tidak hanya sebuah keluarga; mereka adalah institusi politik yang hidup di hati masyarakat Tanjab Timur. Dan ketika 2024 tiba, pertarungan ini adalah lebih dari sekadar siapa yang akan menang, tetapi siapa yang akan mewarisi takhta dominasi politik yang telah terbentuk selama puluhan tahun.