Zabak.id, MALANG – Kabar duka di tanah air kembali dari dunia olahraga sepakbola, hal chaos pun terjadi usai pertandingan liga 1 BRI yang mempertemukan antara Arema dan Persebaya di stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, hingga Minggu pagi (2/10) dilaporkan 127 korban meninggal dunia, diantaranya 125 dari Supporter dan 2 dari aparat kepolisian.

Pada laga Derby itu Arema FC ditundukkan dari tim tamu dengan skor 2-3. Berdasarkan update pada pukul 04.00 WIB, kericuhan juga menelan 180 korban luka-luka.

Baca Juga :  Bupati Tanjab Barat Koordinasikan Permasalahan Listrik Wilayah Ulu di Kantor PLN UP3 Jambi

Usai kericuhan tersebut, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menggelar konferensi pers dengan mengatakan dari 127 orang meninggal, 125 diantaranya merupakan suporter Arema FC sementara 2 lainmya polisi.

Pertandingan hari Sabtu berlangsung dari 20.00-22.00 dalam prosesnya kemenangan Persebaya 3:2. Selama pertandingan tidak terjadi masalah semuanya selesai. Permasalah terjadi setelah selesai pertandingan karena kekecewaan ” kata Irjen Nico berdasarkan tayangan Breaking News di Kompas TV, Minggu (2/10/2022) pagi.

Nico mengatakan, kericuhan dipicu karena kekecewaan suporter Arema FC yang melihat tim kesayangannya kalah.

Baca Juga :  Ditargetkan Produksi 2027, SKK Migas Tekankan Pentingnya Penguatan Rantai Suplai

“Para penonton turun ke tengah lapangan untuk berusaha melampiaskan,” pungkas Kapolda Jawa Timur.

Sementara itu, seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya Federasi sepak bola Indonesia, PSSI, melalui operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) juga sudah mengambil sikap untuk menghentikan semantara kompetisi Liga I 2022/2023 selama sepekan.

“Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI,” ujar Akhmad dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga :  Скачать Приложение Для Ставок в Спорт От Betboom Ранее Букмекерская Контора Бинго Бум и Андроид Или Айфо

Selanjutnya Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Mahrli mengatakan bahwa ini merupakan tragedi terbesar sepakbola di Indonesia bahkan Dunia, “kita harus kehilangan 127 nyawa di stadion Kanjuruhan, sebelumnya,” pungkasnya.

Selain itu, Akmal juga menyampaikan bahwa Piala Dunia U-20 terancam dibatalkan atas insiden ini, bukan mustahil misalnya FIFA mengeliminasi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20,” tuturnya saat live di kompas.tv. (*/Kont)