Oleh: Qurotul Aini*
Zabak.id, OPINI – Pengangguran merupakan orang yang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali, sedang mencari pekerjaan, atau orang yang sedang berusaha mencari pekerjaan yang layak.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah sebuah metrik yang mengukur proporsi tenaga kerja yang belum mendapatkan pekerjaan dalam pasar kerja, mencerminkan seberapa efektif pasokan tenaga kerja digunakan.
Pada bulan Agustus 2023, tingkat pengangguran terbuka menunjukkan angka sebesar 5,32 persen, yang berarti tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan sebesar 0,54 persen poin dari Agustus 2022.
Walaupun terus menurun, angka dan persentase pengangguran tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi atau Agustus 2019, di mana jumlahnya mencapai 7,1 juta orang.
Berdasarkan jenis kelamin, tingkat pengangguran terbuka perempuan sebesar 5,15% sedangkan tingkat pengangguran terbuka Laki-laki sebesar 5,42%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk kedua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, menunjukkan pola penurunan yang sejalan dengan tren nasional, masing-masing sebesar 0,51 persen poin dan 0,60 persen poin jika dibandingkan dengan Agustus 2022.
Kemudian jika dilihat dari segi geografis, TPT di perkotaan 6,40% jauh lebih tinggi dari pada di daerah perdesaan 3,88%. Tingkat pengangguran terbuka perkotaan mengalami penurunan sebesar 1,34% poin dari Agustus 2022, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka di daerah perdesaan mengalami peningkatan sebesar 0,45%.
Pada bulan Agustus 2023, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada kelompok usia muda 15-24 tahun mencapai level tertinggi sebesar 19,40%, sementara kelompok usia tua 60 tahun ke atas memiliki tingkat terendah, yaitu sebesar 1,28%.
Pada bulan Agustus 2023, pola Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan tingkat pendidikan yang dicapai oleh angkatan kerja hampir sama dengan Agustus 2022.
Tingkat pengangguran terbuka untuk mereka yang tamat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih tetap menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan lulusan tingkat pendidikan lainnya sebesar 9,31%.
Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka paling rendah terdapat pada mereka yang tamat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah, yaitu sebesar 2,56%. Dibandingkan dengan bulan Agustus 2022, terjadi penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada hampir semua tingkat pendidikan.
Penurunan terbesar terjadi pada mereka yang tamat Sekolah Menengah Pertama, yakni sebesar 1,17%. Sementara itu, terjadi peningkatan TPT pada lulusan Diploma I/II/III dan lulusan Diploma IV, S1, S2, S3, dengan masing-masing peningkatan sebesar 0,20 persen poin dan 0,38 persen poin.
Berdasarkan data dari situs statistik real time Worldometers, pada tanggal 25 Januari 2024, jumlah penduduk dunia telah mencapai 8,08 miliar orang. India menjadi negara dengan populasi terbanyak, mencapai 1,44 miliar jiwa, diikuti oleh China dengan 1,43 miliar jiwa.
Amerika Serikat menempati posisi ketiga dengan populasi sebanyak 341,03 juta jiwa, sementara Indonesia berada di peringkat keempat dengan jumlah penduduk sebanyak 278,82 juta jiwa. Dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki potensi bencana jika tidak dikelola dengan serius. Salah satu kunci utamanya adalah menciptakan lapangan kerja yang memadai.
Ketenagakerjaan merupakan hal fundamental dalam kehidupan manusia, dengan sebagian besar penduduk dunia bergantung pada pekerjaan untuk mencari nafkah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa masalah ketenagakerjaan sangat berkaitan dengan kesejahteraan rakyat, dan pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam hal ini.
Masyarakat Indonesia mengharapkan terobosan besar dari calon pemimpin mereka, terutama dalam hal menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Bagi kebanyakan orang, masalah ekonomi yang berkaitan dengan kebutuhan dasar mereka akan lebih mendesak daripada isu politik, demokrasi, atau Hak Asasi Manusia (HAM), bahkan lebih daripada isu korupsi.
Oleh karena itu, pembukaan lapangan kerja adalah prioritas utama yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia, terutama kepada pemimpin negara yaitu presiden dan wakil presiden.
Pengangguran mempunyai beberapa dampak, baik secara individu maupun secara masyarakat luas. Contohnya seperti; penurunan pendapatan, penurunan konsumsi, pendapatan negara berkurang, meningkatkan stress dan mengurangi kepercayaan diri.
Upaya untuk mengurangi pengangguran bukan hal yang ringan. Maka dari itu, perlu adanya program atau kegiatan untuk mengatasi pengangguran, terdapat beberapa upaya untuk mengatasi pengangguran.
Pertama, pendidikan dan pelatihan keterampilan. Merupakan salah satu solusi efektif untuk mengatasi masalah pengangguran melalui penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan keterampilan.
Melalui program ini, individu dapat meningkatkan kemampuan dan kualifikasi mereka sehingga dapat lebih kompetitif di pasar kerja. Lembaga Pelatihan Kerja yang dikelola oleh pemerintah, di bawah naungan Dinas Sosial, tenaga kerja, dan transmigrasi, memegang peranan yang penting dalam persiapan tenaga kerja yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan pasar kerja.
Dengan memiliki keterampilan yang relevan dengan pekerjaan yang dijalankan, individu cenderung lebih percaya diri dan merasa puas dengan pekerjaan mereka.
Kedua, mendorong masyarakat menjadi wirausaha. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang juga dikenal sebagai Tenaga Kerja Mandiri (TKM). Melalui ini lembaga tersebut, produktivitas masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah, diharapkan dapat ditingkatkan.
Terdapat kecenderungan di kalangan pencari kerja, terutama generasi baru, untuk lebih memilih menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau bekerja sebagai karyawan di perusahaan-perusahaan. Mereka belum sepenuhnya mempertimbangkan peluang untuk membuka usaha sendiri atau bekerja secara mandiri.
Namun, penting untuk diingat bahwa menjadi orang sukses tidak selalu berarti menjadi PNS, menjadi TKM yang sukses dapat dianggap lebih istimewa. Kesuksesan membutuhkan proses, dan segala sesuatu yang diperoleh secara instan cenderung tidak akan bertahan lama. Kunci dalam mempertahankan usaha atau karier adalah memiliki keterampilan yang solid dan terus berkembang.
Jika dilihat dari data 96,5% merupakan pekerja sedangkan 3,47% merupakan seorang wirausaha, sudah terbukti bahwa mayoritas penduduk Indonesia yaitu pekerja dan masih sedikit yang menjadi wirausaha.
Ketiga, program magang dan praktik kerja. Menyelenggarakan program magang dan praktik kerja bisa menjadi langkah efektif untuk mengurangi tingkat pengangguran. Program seperti ini memberikan kesempatan bagi individu yang belum memiliki pengalaman kerja untuk mendapatkan pengalaman langsung di lapangan.
Ini akan membantu meningkatkan kualifikasi mereka dan membuat mereka lebih menarik bagi calon pemberi kerja. Selain itu, program ini juga membuka peluang untuk membangun jaringan profesional. Interaksi dengan para profesional dalam industri tertentu dapat membantu individu memperoleh referensi dan rekomendasi yang dapat meningkatkan peluang mereka dalam mendapatkan pekerjaan.
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) menunjukkan mayoritas pengangguran didominasi oleh generasi Z dengan kelahiran 1997-2012 sehingga perlu dilakukan follow up atau menanyakan kembali ke instansi tempat mereka melakukan praktik kerja/magang.
Kempat, menyelenggarakan bursa kerja. Bursa kerja umumnya menawarkan platform di mana pencari kerja dapat berinteraksi langsung dengan perwakilan perusahaan dan organisasi. Di sini, mereka dapat mengajukan resume, mengikuti wawancara, bahkan menerima penawaran pekerjaan langsung.
Keberagaman tingkat pendidikan, pengalaman, dan keterampilan biasanya diterima dengan baik di bursa kerja, memastikan kesempatan yang setara bagi semua orang untuk menemukan pekerjaan yang cocok. Contoh platfrom atau aplikasi untuk mencari pekerjaan seperti, JobStreet, JobsDB, LinkedIn, Karir, Glints, Kalibrr.
*Mahasiswa Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta