Zabak.id – Pasca Hari Raya Idul Adha Anggota Komisi V DPR RI H A Bakri HM, SE Kembali lakukan kunjungan kerja (Kunker), Kali ini ia meninjau Kapal Roro KMP Rang Kayo Hitam merupakan Aset Pemda yang berasal dari Kementerian Perhubungan di Desa Rantau Indah, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) pada Jumat (23/07/2021) pagi.

Dalam kunker tersebut, H Bakri tampak didampingi Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah V Kementerian Perhubungan Provinsi Jambi, Serta Kepala Pelabuhan Kecamatan Dendang.

H Bakri mengatakan bahwasanya kapal Roro ini diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2010 untuk digunakan sebagai kapal penyeberangan dari sabak lama ke Sabak baru. Saat itu belum ada jembatan penyeberangan, terangnya.

Baca Juga :  Raih Suara Terbanyak, PAN Dipastikan Jadi Ketua DPRD Provinsi Jambi

Ketika jembatan sudah selesai dibangun kapal tersebut tidak beroperasi sehingga diamankan di Desa Rantau Indah Kecamatan Dendang.

“Saya berharap kapal Roro tersebut segera ditarik ke provinsi. Karena, mungkin Pemerintah provinsi bisa menggunakan sebagai kapal wisata di sungai Batanghari atau bisa digunakan sebagai transportasi dari Angso duo ke candi Muaro Jambi,” ujarnya.

H Bakri juga telah menyampaikan ke Kementerian Perhubungan agar kapal tersebut segera ditarik.

“Saya juga telah menyampaikan kepada Kementerian Perhubungan supaya kapal tersebut segera ditarik agar tidak mubazir, kalau dikelola dengan baik insyaallah kapal ini akan bermanfaat untuk provinsi Jambi,” jelasnya.

Baca Juga :  Pemerintah Desa Kuala Lagan Ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442H/2021M

Hal senada juga disampaikan Pihak Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) wilayah V Jambi Yuliansyah mengatakan “untuk proses saat ini sudah ditindak lanjuti dengan pengamanan aset. Dan mungkin selanjutnya berdasarkan hasil rapat terakhir bahwa kapal ini akan diserahkan kembali ke kementerian dan akan dipergunakan ditempat yang membutuhkan karena kapal tersebut butuh tindakan pemeliharaan agar bisa berlayar kembali,” terangnya.

Mengenai biaya anggaran pemeliharaan, Yuliansyah menyebutkan “hal ini sudah kami teliti melalui jasa konsultan yang ada ini estimasinya berkisar 4-5 milyar,” pungkasnya.(red)