Zabak.id, JAMBI – Pabrik tahu terletak di desa tangkit, Kecamatan sungai gelam, Kabupaten Muaro Jambi, kedapatan buang limbah ke aliran sungai Jambi dan mengklaim tahu tidak berformalin.

Informasi dihimpun VIVA, ditemukannya pembuangan limbah tahu ke sungai setelah pihak kepolisian melalukan inpeksi mendadak (sidak) terkait hebohnya pabrik yang memproduksi tahu menggunakan bahan pengawet jenis formalin di Bogor dan meski pihak perusahaan tahu di sungai gelam mengklaim tidak berformalin, limbah tahu justru ditemukan dibuang ke sungai.

Kapolsek Sungai Gelam, IPDA Yohanes Candra Putra saat dikonfirmasi mengatakan, sidak dilakukan guna menekan pengusaha tahu agar tidak menggunakan formalin ataupun boraks.

Baca Juga :  Bandar Narkoba Kota Jambi Tampak Bebas Menjual Barang Haram

“Kita turun langsung ke pabrik tahu memastikan apakah tahu dan tempe pakai formalin atau tidak,” ujarnya.

Yohanes menyebutkan, sidak dilakukan atas dasar peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 033 Tahun 2012 soal bahan tambahan yang ditambahkan di pangan.

“Sebenarnya, kalau tahu lewat dari 24 jam atau tahu yang sudah 3 hari belum basi itu disangsikan dan bisa dilaporkan langsung ke pihak berwajib,” jelasnya sabtu, 11 juni 2022.

Tidak sampai disitu, saat pihak kepolisian mencari lokasi limbah pembuangan tahu, sontak terkejut melihat limbah dibuang ke sungai melalui pipa dan bau dari limbahpun menyengat namun diklaim perusahaan tidak berpengaruh kepada masyarakat.

Baca Juga :  Iring-iringan Pompong Siap Hantarkan Menko PMK ke Kampung Laut

“Kalau diklaim pihak pabrik tahu tidak membayakan limbah tahu dibuang ke sungai namun memastikan hal tersebut ada pihak berwenang lagi untuk mengecek kepastian tahu,”tuturnya.

Terpisah, Hendi selaku pengelola pabrik tahu saat dikonfirmasi mengatakan, tahu yang diproduksinya seratus persen tidak pakai formalin dan limbah pabrik yang dibuang ke sungai tidak membayakan karena sudah ada Ipal dan blowernya,”

“Karyawan pekerja banyak dan ketika mau buat tahu saya beli Bahan baku kedelai sebanyak 500 kilogram terlebih dahulu baru buat tahu sedangkan limbah dibuang ke sungai,” katanya.

Baca Juga :  Kemas Alfarabi minta Pemprov Jambi alokasikan anggaran untuk perbaikan toilet Masjid Al Fallah

Dari pantauan lapangan, tampak saat VIVA mencari tau nama pabrik tahu tidak satupun yang tau dan begitu juga saat mencari papan merek pabrik, tidak satupun terlihat.(Kon/Sya)