Oleh: Dedi Saputra,S.Sos.,M.I.Kom.
Zabak.id, OPINI – Di tepian sungai Batanghari, Tanjab Timur sedang menanti lembaran baru sejarahnya. Di tengah dinamika politik yang semakin mendebarkan, hadir pasangan Laza-Aris sebagai pemimpin yang membawa harapan baru dengan Tagline BANGKIT, bagai purnama yang menerangi malam. Namun, dalam perjalanan ini, bayang-bayang dua nama besar tak bisa diabaikan Zumi Zola dan Zulkifli Nurdin, dua tokoh yang membawa pengaruh besar bagi tanah Jambi, turut memberi corak bagi arah masa depan Laza-Aris.
Zulkifli Nurdin, bagai gunung yang kokoh, merupakan tokoh yang meletakkan fondasi kuat bagi Provinsi Jambi. Dua periode kepemimpinannya sebagai Gubernur Jambi telah menggoreskan namanya di hati masyarakat. Dari dialah, Laza mewarisi kebijaksanaan dan kearifan lokal yang terpatri dalam dirinya. Sosok Zulkifli Nurdin adalah seloko yang hidup, “Bijak selam, bijak menyelam, di air tenang tampak di dalam” Ia menuntun dengan tenang, namun penuh perhitungan, mengarahkan Laza untuk tidak hanya menjadi pewaris, tetapi juga pengukir mimpi baru bagi Tanjab Timur.
Sementara itu, Zumi Zola, ibarat angin yang berhembus di puncak bukit, membawa gelombang perubahan yang sempat mengguncang Jambi. Sebagai anak muda yang pernah menjadi Gubernur, Zola adalah simbol semangat, keberanian, dan inovasi. Meski badai kehidupan telah menghampirinya, jejak Zumi Zola tetap terasa kuat di hati masyarakat Jambi, khususnya di Tanjab Timur. Di pundak Laza, ada warisan semangat Zumi Zola yang tak kenal menyerah, “Kepala tidak beruban, namun hati matang bersantun“.
Kedua nama besar ini tidak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga bagaikan bayangan yang tak terpisahkan dari langkah Laza-Aris. Bersama Aris, Laza seperti biduk yang melaju di sungai panjang, membawa gagasan dan program-program yang realistis bagi masyarakat. Tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk dijangkau, karena Laza-Aris memahami bahwa, pembangunan harus berpijak pada realitas, bukan pada ilusi janji-janji politik.
Program BANGKIT yang mereka usung bukan sekadar kembang mimpi di angan. Ini adalah amanah yang tertanam kuat dari dua sosok yang pernah menggenggam tampuk kepemimpinan Jambi. Dengan latar belakang nama besar Zulkifli Nurdin dan Zumi Zola, Laza tak hanya membawa semangat baru, tetapi juga kepercayaan masyarakat yang telah lama tertanam pada keluarga Nurdin. Masyarakat Jambi mengingat bagaimana Zulkifli Nurdin membangun infrastruktur dan Zumi Zola memberikan sentuhan perubahan. Kini, dengan program yang realistis dan terarah, Laza-Aris akan melanjutkan perjuangan itu.
Dalam setiap langkahnya, Laza-Aris membawa harapan yang terukir indah, bagai motif songket yang disulam dengan benang emas. “Serampun bagurau, seranting bekait“. mereka bekerja bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk menyatukan hati rakyat dan membawa Tanjab Timur menuju masa depan yang lebih baik. Sosok Zulkifli Nurdin dan Zumi Zola, yang begitu dekat dengan rakyat, menjadi inspirasi tak ternilai dalam mewujudkan impian-impian yang masih tertanam di tanah Jambi.
Laza, yang mewarisi kekuatan dari Zulkifli Nurdin, berpadu dengan semangat muda Aris yang membawa nafas baru bagi Tanjab Timur. Mereka tidak hanya berjanji, tetapi menghadirkan program-program yang langsung menjawab kebutuhan masyarakat. Dari infrastruktur, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi lokal, semuanya adalah langkah-langkah yang pasti untuk membawa Tanjab Timur keluar dari keterpurukan menuju kebangkitan.
Seperti aliran sungai yang mengalir deras namun tetap tenang, Laza-Aris membawa arus perubahan yang tak dapat dihindari. Zulkifli Nurdin adalah hulu yang menanamkan kearifan, dan Zumi Zola adalah derasnya arus inovasi yang menggerakkan masyarakat. Kini, Laza-Aris berlayar dengan bimbingan dua tokoh besar ini, membawa biduk Tanjab Timur menuju pelabuhan harapan.
“Tinggi menjulang bagai cemara, kokoh berdiri tak tergoyah, sebab akarnya menghujam dalam” Begitulah gambaran Laza-Aris dua sosok pemimpin yang tidak hanya mengukir mimpi, tetapi juga menapakkan kaki di tanah yang nyata, membawa Tanjab Timur menuju kebangkitan yang sesungguhnya.