Oleh: Ansori Barata
Zabak.id, OPINI – Tanjung Jabung Timur memiliki sejarah transformasi dari wilayah tertinggal menjadi daerah yang terus berbenah. Salah satu periode emas dalam perjalanan ini terjadi saat Bupati Abdullah Hich (2001–2011) bersinergi dengan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin (1999–2010).
Dikutip dari Mahrup, SE dalam artikelnya yang ditulis di Seputar Jambi (10/11/2024) bahwa kolaborasi mereka menghasilkan berbagai infrastruktur penting seperti Jembatan Batanghari 2, Jembatan Muara Sabak, jalan Zona 5 WKS, dan Pelabuhan Samudra, yang semuanya mempercepat aksesibilitas dan ekonomi daerah. Namun, satu mimpi besar Zulkifli Nurdin belum terwujud: pembangunan kilang minyak di Tanjung Jabung Timur, yang diimpikannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kini, pada Pilkada 2024, muncul momentum untuk kembali mengejar visi besar ini. Dari dua pasangan calon bupati, Zumi Laza dan Aris dianggap sebagai kandidat yang paling ideal untuk melanjutkan cita-cita Zulkifli Nurdin. Laza adalah putra Zulkifli Nurdin, sehingga secara genetika, visi dan komitmennya untuk pembangunan Tanjung Jabung Timur selaras dengan warisan besar ayahnya. Faktor kedekatan emosional dan pemahaman mendalam terhadap daerah serta impian sang ayah memberikan nilai tambah signifikan bagi Laza dan Aris sebagai pasangan calon yang siap melanjutkan agenda pembangunan.
Secara ilmiah, kepemimpinan yang efektif dalam pembangunan daerah membutuhkan dua hal: pemahaman mendalam tentang karakteristik lokal dan keterampilan manajerial yang diwariskan atau diperoleh melalui pengalaman langsung. Zumi Laza memiliki keduanya. Ia tidak hanya memahami konteks lokal Tanjung Jabung Timur, tetapi juga dibekali pengetahuan pembangunan dari ayahnya yang terbukti mampu mendorong kemajuan. Aris, sebagai tandemnya, juga memberikan keseimbangan dalam kepemimpinan, menambah kapasitas manajerial yang kuat dalam berbagai sektor pembangunan, tentu pengalamannya di legislatif diharapkan cukup memberi dampak bagi kuatnya pasangan pemimpin ini.
Pendekatan metodik untuk menilai kesesuaian Laza-Aris dalam melanjutkan pembangunan Tanjung Jabung Timur dapat didasarkan pada teori “Path-Goal Leadership.” Salah satu point penting teori ini memberi gambaran bahwa Pemimpin dianggap berperan – pula – membuka jalan. Dalam konteks ini, mereka mampu menjadi pemimpin yang menavigasi arah pembangunan dengan tujuan yang jelas, mengikuti jejak keberhasilan Zulkifli Nurdin dan Abdullah Hich. Dengan visi bersama, mereka berpotensi mempercepat implementasi infrastruktur, peningkatan ekonomi, dan kesejahteraan, terutama bila disertai dukungan penuh dari struktur politik dan masyarakat.
Maka, bila dilihat dari kacamata ilmiah, pasangan Laza dan Aris memiliki landasan kuat untuk melanjutkan pembangunan Tanjung Jabung Timur. Sinergi mereka akan memungkinkan impian-impian besar yang pernah digagas Zulkifli Nurdin—seperti kilang minyak—menjadi kenyataan, memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat. Dengan pengalaman, komitmen, dan arah politik yang jelas, Laza dan Aris tidak hanya memiliki kapasitas melanjutkan pembangunan, tetapi juga membawa semangat untuk memajukan Tanjung Jabung Timur sesuai dengan cita-cita yang pernah dirintis.