Oleh:

MOH. LATIF SANTOSO

Calon Ketua Umum PB HMI

Zabak.id, JAKARTA – Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakarsai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa dari Sekolah Tinggi Islam (STI) yang kini telah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta.

HMI didirikan oleh Lafran Pane beserta rekan-rekannya pada tanggal 05 Februari 1947, atau bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 1366 H. Sebagai organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, HMI telah banyak memberikan kontribusi nyata dalam melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa.

Sejak kelahirannya, HMI mengemban misi keumatan dan kebangsaan yakni pertama, mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua, menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.

Baca Juga :  Ketua KPU Tanjabtim Lakukan PAW dan Lantik 2 Anggota PPK Muara Sabak Barat

Dari mission diatas, tampak bahwa adanya semangat nasionalis religius nyata dalam ide dan gagasan HMI. Keterlibatan anggota-anggota HMI dalam agresi militer mengusir penjajah demi mempertahankan NKRI pada tahun 1947-1949 diantaranya Achmad Tirtosudiro dan kawan-kawan.

Ke-Islaman dan ke-Indonesiaan inilah yang mengilhami langkah saya dalam meniti kepemimpinan yang bernafaskan Islam dan berwawasan keilmuan dengan semangat mengembalikan HMI ke-khittah perjuangannya. Khittah perjuangan HMI merupakan dokumen dari penjabaran konsepsi filosofis, azas, tujuan, usaha, dan independensi yang mencitrakan secara ideologis kader tentang cara pandang, kebenaran yang wajib diperjuangkan, nilai-nilai sebagai landasan dalam menjalani kehidupan berbasa dan bernegara.

Baca Juga :  Tingkatkan Pengetahuan Agama, Pemkab Batanghari Lakukan Seleksi Guru Ngaji

Momentum Kongres HMI XXXII di Pontianak nanti. Pertarungan ide dan gagasan harus dikedepankan dalam upaya menghasilkan keputusan yang luhur dan kepemimpinan intelektual muslim Indonesia.

Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) XXXII adalah ruang silaturahmi ide dan gagasan, merumuskan masa depan organisasi HMI yang lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Hal ini merupakan bagian dari proses organisasi yang harus dimaknai sebagai bentuk perjuangan kader yang hadir atas kesadaran akan cinta dan loyalitas terhadap Himpunan.

Kaderisasi mesti diejawantahkan dalam proses regenerasi kempemimpinan yang terus-menerus berkelanjutan. Komitmen dan ikhtiar senantiasa diniatkan Bismillah untuk pengabdian kepada Himpunan dalam meniti jalan kepemimpinan.

Baca Juga :  Pencinta Wisata Religi, Silahkan Kunjungi Masjid Tertua Tanjab Barat

Yakin Usaha Sampai
Kembali Ke-khittah Perjuangan HMI