Oleh : Musri Nauli
Zabak.id, OPINI – “Bang, kagek kito ke Samarinda. Di Acara IKN”, kata Al Haris disela-sela selesai menghadiri pembukaan acara Festival Lingkungan Hidup Walhi, 1 Juni 2022.
Sayapun menggangguk.
Tidak lama kemudian saya mendapatkan undangan dari Gubernur Kalimantan Timur. Acara dialog Nasional, Diskusi Panel dan Pameran bertajuk “Ekspose Pembangunan Hijau di Kaltim untuk mendukung Pembangunan Forest City Ibukota Negara (IKN) Nusantara.
Al Haris sebagai Gubernur Jambi kemudian mengangkat tema yang berjudul “Pengembangan Program Pembangunan Hijau dan Pengendalian Perubahan Iklim di Provinsi Jambi.
Didalam paparannya, Al Haris sebagai Gubernur Jambi menerangkan Program BioCF-ISFL/J-SLMP yang dirancang untuk memainkan peran penting sebagai katalis dan kontributor.
Tujuan program adalah Capaian target Pertumbuhan Ekonomi Hijau pada pembangunan rendah karbon dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Namun yang menarik adalah Provinsi Jambi adalah “pioneer” didalam menyelesaikan Dokumen Safeguard Bio Carbon Fund Integrated Sustainable Forest Landscape (BioCF ISFL). Sekaligus menjadi Provinsi yang menjadi “pilot projet” didalam mengikuti proses. Baik fase persiapan (tahun 2019 – Desember 2020), Fase pre investment Juli 2020 – 2025 dan Fase Result Based Payment ( > 2030).
Tidak salah gagasan yang jauh kedepan, cara membaca persoalan Lingkungan dan trend issu-issu global kemudian menempatkan Jambi sebagai salah satu Provinsi yang paling “responsif”.
Sebagai Gubernur, Al Haris begitu responsif.
Teringat 2 tahun yang lalu, ketika awal-awal Al haris menyatakan maju menjadi Calon Gubernur Jambi, proposal program yang biasa dikenal “Bio carbon fund” saya sodorkan. Lengkap dokumen bisa langsung dikerjakan.
Terlihat dia menyimak setiap detail data-data dan angka-angka yang tersusun didalam dokumen.
Dengan spontan Al haris kemudian Berseru.
“Saya setuju, bang”, katanya gembira. Terlihat wajahnya begitu ceria.
Setelah pelantikan, berbagai dokumen kemudian kembali dirapikan. Termasuk Tim yang akan mengawal program. Beberapa nama kemudian menjadi tim yang melekat di Gubernur.
Disela-sela pertemuan selanjutnya, saya kemudian berbisik.
“Siap-siap, pak Gub. Kita mau running ke tingkat nasional”. Dia hanya tersenyum.
Pelan-pelan kemudian nama Provinsi Jambi menarik perhatian nasional. Berbagai pertemuan yang berkaitan dengan Pembangunan Hijau, perubahan iklim, program rendah emisi karbon kemudian menempatkan Provinsi Jambi menjadi kata kunci.
Sekaligus Provinsi yang paling siap untuk melaksanakannya.
Tidak salah kemudian, dengan upaya yang serius, Al haris sebagai Gubernur Jambi berhasil menempatkan sebagai Provinsi di Indonesia yang telah jauh melangkah. Di saat Provinsi lain Masih berkutat menyelesaikan dokumen untuk digoalkan menjadi program yang bisa dilaksanakan.
Belum lagi masih banyak Provinsi lain yang belum menjadikan prioritas.
Mimpi sayapun menjadi lunas. Berbagai agenda Lingkungan dan menjadi keprihatinan selama ini hanya dalam rentang satu tahun sudah menjadi mainstream Pemerintah Provinsi Jambi.
Masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan.
Dan mari kita terus bergandengan tangan untuk meraih mimpi yang lain yang belum terwujudkan.
Selamat, Pak Gub.