Zabak.id, JAMBI – Ayah Kandung Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat (Brogadir J), Samuel Hutabarat hingga saat ini masih merasakan luka yang mendalam atas tewas anaknya saat baku tembak dengan Bharada E di dirumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Samuel mengatakan, kesedihan yang ia alami sampai saat ini terus teringat kepada anaknya yang dikenal baik dan begitu juga ibu kandung korban juga sedih dan shock dirumah yang berlokasi di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi.
“Sampai saat ini pihak keluarga Almarhum masih sedih dan setau kami
Nopryansah Yosua Hutabarat anaknya baik dan kami mohon sekali bapak Presiden Joko Widodo mengusut tuntas anak saya ditembak sampai tewas,”ujarnya.
Tidak sampai disitu, ayah kandung Brigadir J juga mengungkapkan jika anaknya tewas tepat dihari ulang tahun ke 28.
“Anak saya itu tewas ditembak tepat dihari ulang tahun saya,”jelasnya selasa, 12 juli 2022.
Saat anaknya meninggal, jenazah diantarkan langsung oleh salah satu Jendral bintang satu propam dari Mabes Polri yang dikawal langsung oleh puluhan anggota polisi dirumah duka.
“Saat mereka mengutarakan kronologis anak saya meninggal, tidak boleh ada yang tau, karena sangat rahasia dikatakan Jendaral bintang satu itu dan hanya bisa orang 4 keluarga yang mendengarkan,”terangnya.
Samuel mengatakan, dari keterangan ungkapan lain, penyidik dari polres jakarta selatan, mengutarakan kronologis di tkp agar tidak simpang siur di media yang menyebutkan awal kejadian anaknya masuk ke kamar ibu putri panggilan istri Irjen Ferdy Sambo.
“Jadi tiba tiba katanya anak saya ini masuk ke kamar ibu Putri dengan membawa senjata langsung menodongkan senjata ke ibu dan mera raba,” imbuhnya.
Keterangan kronologis selanjutnya, Sesudah meraba raba, ibu putri lalu menjerit dan Brigadir J panik langsung keluar kamar dan Brigadir J langsung keluar kamar sambil menenteng senjata dan Bradha E mendengar jeritan langsung turun dari lantai atas dan bertemu Brigadir J dan saat ketemu, Bharada J seraya bertanya ada apa bang dan Brigadir J langsung menembak.
“Ada kejanggalan atas kematian anak saya yang katanya penembakan sejauh 5-7 meter tetapi tidak mengenai Bharada E dan itu mustahil,”tegasnya.
Samuel menyebutkan, anaknya snediri jago Sniper dan iapun merasa heran tidak ada luka apapun terhadap Bharada E padahal anaknya lebih senior daripada Bharada E dan ia memohon kepada Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo untuk membentuk tim pencari fakta untuk menyelidiki kasus ini.
“Anak saya itu jago Sniper saat di Jambi
dan anggota polisi yang di bromob juga tidak sembarangan orangnya dan yang terekrut ke brimob adalah orang yang sudah terlatih dan masa Bharada E tidak kenal dan ini yang tidak masuk akal bagi saya sebagai ayah kandung korban,” katanya. (Nas)