Oleh: Dedi Saputra,S.Sos.,M.I.Kom
(Akademisi dan Mahasiswa Doktoral Ilmu Komunikasi Politik Univ. Sahid Jakarta)
Zabak.id, OPINI – Dinamika politik lokal di Provinsi Jambi saat ini menarik untuk kita ikuti terutama jelang Pilkada 2024 yang mencerminkan perubahan dan persaingan yang signifikan dalam lanskap politik daerah. Sebagai salah satu provinsi penting di Pulau sumatera dan Indonesia, Jambi memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, namun juga dihadapkan pada berbagai tantangan politik, sosial, dan ekonomi yang harus dituntaskan oleh kepala daerah mendatang.
Pilkada merupakan ajang penting di mana kepemimpinan daerah diperebutkan, dan dinamika politik di Jambi tidak terkecuali. Persaingan antar partai politik, para simpatisan, relawan dan calon pemimpin daerah semakin memanas menjelang Pilkada terutama di media sosial. Para bakal calon gubernur mulai melakukan atraksi politik serta berlomba-lomba untuk memenangkan hati pemilih dengan berbagai program dan janji-janji politik yang disampaikan kepada masyarakat.kita semua harus sadar bahwa,Pilkada tidak hanya sekadar proses pemilihan, tetapi juga puncak dari sebuah perjuangan politik yang panjang. Di Provinsi Jambi, seperti halnya di banyak daerah lain di Indonesia, Pilkada menjadi medan pertempuran politik yang sengit, karena para penantang akan berhadapan dengan pasangan petahana yang mencalonkan diri kembali, maka dinamika kepemimpinan petahana tersebut akan memengaruhi atmosfer politik. Reputasi dan kinerja petahana selama masa jabatannya akan menjadi sorotan, baik sebagai poin dukungan maupun kritik dari lawan politik,situasi seperti ini membuat dinamika Persaingan di antara partai politik dan calon pemimpin daerah akan semakin memanas menjelang hari pemungutan suara nantinya.
Para calon Gubernur tidak hanya bersaing dalam hal popularitas dan elektabilitas, tetapi juga dalam menyusun program-program yang menarik dan janji-janji politik yang memikat. Dalam upaya untuk memenangkan hati pemilih, mereka berlomba-lomba menawarkan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat Jambi, mulai dari pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi dan infrastruktur lainnya, penanganan tambang batubara yang sedang hangat dibicarakan di media sosial, penanganan isu sosial hingga peningkatan kesejahteraan ekonomi.
Selain itu, isu-isu soal akses terhadap pendidikan dan kesehatan, serta pengentasan kemiskinan juga menjadi sorotan utama dalam politik lokal.Persaingan untuk merebut kursi kepemimpinan daerah di Pilkada 2024 menjadi ajang di mana para kandidat mencoba menawarkan solusi atas berbagai masalah tersebut, dengan menawarkan program-program pembangunan dan reformasi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Jambi.
Namun, di balik serunya persaingan politik tersebut, muncul pula berbagai dinamika dan strategi yang kompleks. Interaksi antara partai politik, dukungan dari kelompok-kelompok kepentingan,baik dunia kampus maupun tokoh masyarakat Jambi itu sendiri dan peran media menjadi faktor penentu yang mempengaruhi arah dan hasil dari Pilkada.
Tidak jarang, politik identitas dan isu-isu sensitif lokal juga turut menjadi bahan perdebatan yang hangat di panggung politik.Namun, di tengah gejolak politik, penting juga untuk memperhatikan stabilitas dan kedamaian dalam proses demokrasi terutama dalam penggunaan media sosial. Pilkada harus menjadi momentum bagi masyarakat Jambi untuk memperkuat kebersamaan dan memajukan Provinsi Jambi ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, partisipasi aktif masyarakat dalam proses politik menjadi krusial untuk menciptakan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan rakyat.
Dengan demikian, Pilkada di Provinsi Jambi bukan hanya sekadar pemilihan, tetapi juga cerminan dari dinamika politik yang terjadi di tingkat lokal. Keberhasilan sebuah pemimpin daerah tidak hanya ditentukan oleh kemampuannya untuk memenangkan suara, tetapi juga oleh kesanggupannya untuk mengelola kompleksitas dinamika politik dan sosial yang ada dalam masyarakat Jambi. Tantangan utama yang dihadapi oleh Provinsi Jambi adalah masalah pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat seringkali berdampak negatif pada lingkungan dan masyarakat lokal, menyebabkan konflik antara kepentingan pembangunan dan pelestarian lingkungan serta hak-hak masyarakat adat. misalnya, soal bencana banjir dan longsor yang kerap terjadi disejumlah wilayah, ini disinyalir diakibatkan ketidakseimbangan antara pengelolaan SDA dan maraknya tambang ilegal yang berdampak buruk terhadap lingkungan tersebut. ini adalah tugas pemimpin terpilih untuk berbenah dari segala sisi, baik penguatan regulasi, pengawasan yang ketat, pembinaan yang kontinu serta penegakan hukum yang tegas dan berkeadilan.
dan terakhir, ditengah dinamika politik lokal Jambi saat ini, kita harus cerdas dalam menentukan pilihan, sebagai masyarakat Jambi yang masih berpegang teguh kepada adat dan istiadat melayu Jambi, maka pemimpin itu dalam petuah melayu Jambi diibaratkan sebuah pohon yang rindang,”Dahannyo tempat bergantung,Batangnyo gedang tempat bersandar, Akarnyo kukuh tempat besilo, Kok pergi tempat betanyo Kok balik tempat beberito” maknanya adalah pemimpin itu harus yang beriman, berilmu, berintegritas, jujur, amanah, cerdas, pintar, adil, pengasih dan bisa menjadi suri tauladan serta murah hati bagi orang lain.