Zabak.id, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) optimistis dapat mencapai target produksi migas 1 juta BOPD dan 12 BSCFD di tahun 2030 mendatang.
Lucky mengatakan, tantangan terbesar saat ini di industri hulu migas adalah menghadapi penurunan produksi alami atau natural decline.
“Tantangannya luar biasa, mengingat bahwa saat ini kalau dilihat di sini produksinya little bit more than have. Saat ini kita berupaya untuk memaksimalkan target produksi kita tapi target produksi,” ungkap dia dalam acara Simposium energy Insecurity dan Strategi Penanggulanganya, Selasa 20 Agustus 2024.
Lucky menyebutkan, untuk produksi minyak saat ini tidak bisa lebih dari 600 ribu barel per hari. Hal yang sama juga terjadi pada produksi gas.
“Jadi tantangannya luar biasa. Apa yang bisa kita lakukan kita lihat kita petakan dari tiga timeline, yaitu strategi jangka pendek, menengah, dan panjang,” kata dia.
“Itu menjadi tantangan sangat luar biasa dan yang ada di bawah tanah itu tentunya tidak segampang yang kalau kita bisa memprediksi dengan sumur-sumur air dan lain sebagainya,” ucap dia.
Kemudian, lanjut dia, pemanfaatan sumur-sumur migas idle. Paling tidak dari 1000 sumur idle ada yang bisa direcovery.
Selanjutnya, penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) yang merupakan metode yang diaplikasikan untuk meningkatkan (recovery) produksi hidrokarbon dari reservoir minyak. Lalu percepatan beberapa proyek migas.
“Ada percepatan proyek-proyek ada 125 yang sudah direncanakan Plan of Development (PoD),” ujar dia.
“Kita coba caranya bagaimana ya itu merupakan upaya-upaya dari SKK Migas dengan keahlian-keahlian sampai begitu teknis itu bagaimana meningkatkan produksi,” imbuh dia. (*)