Oleh: Dedi Saputra

Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Nurdin Hamzah

Zabak.id, OPINI – Dalam persaingan Pilkada Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur), dua pasangan calon, Dillah-MT dan Laza-Aris, masing-masing mengusung visi yang menjadi landasan kampanye mereka. Dillah-MT membawa visi “MERATA,” sementara Laza-Aris hadir dengan visi “BANGKIT.” Namun, menurut pengamat komunikasi politikJambi, Dedi Saputra, visi “BANGKIT” dinilai lebih kuat secara retorika dalam konteks kondisi masyarakat hari ini dibandingkan dengan “MERATA” yang narasinya dianggap kurang menyentuh.

Visi “BANGKIT” Lebih Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat

Dedi menilai bahwa, visi “BANGKIT” yang diusung oleh Laza-Aris lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan serta aspirasi masyarakat Tanjab Timur saat ini. Visi ini memberikan harapan bagi masyarakat yang merasa daerah mereka mengalami stagnasi dalam beberapa tahun terakhir. Dengan mengusung semangat kebangkitan, Laza-Aris dinilai berhasil menyentuh emosi publik yang menginginkan perubahan dan perbaikan.

Baca Juga :  Disaat Warga Keluhkan Jalan Rusak, Bupati Tanjabtim Dihadapan Wartawan Malah Nyatakan Siap Maju Pilgub

“Retorika ‘BANGKIT’ sangat cocok dengan situasi saat ini, di mana masyarakat merasakan perlunya kebangkitan dalam berbagai sektor, mulai dari ekonomi, infrastruktur, hingga kualitas hidup secara keseluruhan. Ini memberikan energi positif yang bisa menjadi penggerak utama dalam kampanye mereka,”Jelasnya.

Visi “MERATA” Dinilai Kurang Menyentuh

Sebaliknya, Menurut Dedi Saputra, visi “MERATA” yang diusung oleh Dillah-MT, meskipun memiliki tujuan yang baik, dinilai kurang mampu menggugah semangat masyarakat. Pengamat menilai bahwa, narasi pemerataan pembangunan sering kali terdengar klise dan tidak menawarkan sesuatu yang baru atau berbeda. Dalam konteks Pilkada Tanjab Timur, di mana masyarakat mengharapkan perubahan yang signifikan, visi “MERATA” dinilai tidak cukup kuat untuk menarik perhatian pemilih.

Baca Juga :  Ketua DPRD Provinsi Jambi Minta Pemprov Seriusi Penanganan Permasalahan Lingkungan

“Pemerataan pembangunan adalah hal yang penting, tetapi dalam konteks kampanye politik, narasi ini terasa datar jika tidak disertai dengan program-program konkret yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Sementara itu, visi ‘MERATA’ tampak tidak mampu memberikan dorongan emosional yang sama dengan ‘BANGKIT’,” Tambahnya.

Efek pada Elektabilitas

Dedi melanjutkan, Perbedaan kekuatan retorika antara “BANGKIT” dan “MERATA” ini bisa berdampak pada elektabilitas masing-masing pasangan. Dedi menyebutkan bahwa, masyarakat lebih cenderung mendukung kandidat yang visinya mampu memberikan harapan dan semangat baru, sesuatu yang saat ini lebih terlihat pada Laza-Aris dengan visi “BANGKIT.”

Baca Juga :  Viral Pemuda Serang Pribadi Gubernur Jambi, Mahasiswa Magister UI: Sudah Sepantasnya Dilaporkan

“Jika dilihat dari segi komunikasi politik, pasangan dengan visi yang lebih kuat secara retorika memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan dukungan. ‘BANGKIT’ memiliki potensi untuk menjadi motor penggerak kampanye, sementara ‘MERATA’ membutuhkan narasi tambahan agar lebih dapat diterima dan dirasakan relevansinya oleh masyarakat,”

Jadi menurut Dedi, Dalam konteks Pilkada Tanjab Timur, visi “BANGKIT” yang diusung oleh Laza-Aris dinilai lebih kuat dan relevan dengan kondisi masyarakat saat ini, sementara visi “MERATA” dari Dillah-MT dinilai kurang mampu menghadirkan narasi yang menggugah. Kedua pasangan diharapkan dapat mengembangkan visi mereka agar lebih menyentuh hati dan pikiran pemilih di Tanjab Timur.