Oleh : Dr. Noviardi Ferzi*

Zabak.id – Ekonomi Jambi turut berkontribusi pada perekonomian nasional. Karena itu layanan Bank Jambi (Perseroda) juga harus dikembangkan sedemikian rupa. Di sisi lain peningkatan perekonomian telah memicu persaingan di dunia perbankan masa kini, terutama dari fintech, tak terkecuali di Jambi.

Persaingan ke depan akan semakin ketat mengingat layanan keuangan tak lagi menjadi hal yang eksklusif bagi perbankan. Pemenang persaingan layanan keuangan akan ditentukan dari seberapa optimalnya pengembangan rantai nilai ekosistem yang dimiliki.

Berdasarkan data, untuk wilayah Sumatera Konsumen pinjol paling banyak berada di Provinsi Sumatra Utara, yakni mencapai 431.576 entitas peminjam atau 26,64% dari total nasabah pinjol di Pulau Sumatra. Provinsi Jambi sendiri tercatat 77.965 entitas yang mengakses pinjaman online.

Sumatra Selatan menempati peringkat kedua di pulau ini dengan jumlah nasabah pinjaman online sebanyak 295.648 entitas, diikuti Lampung 238.356 entitas, Riau 168.750 entitas, dan Kepulauan Riau 150.549 entitas.

Baca Juga :  Gubernur Al Haris Buka Rakor Kades Jambi Wilayah Barat

Kemudian di Kepulauan Bangka Belitung ada 36.697 entitas peminjam, dan Bengkulu menempati peringkat terbawah di pulau Sumatra dengan jumlah nasabah pinjol 31.333 entitas.

Dari segi besaran, catatan Otoritas Jasa Keuangan mencatat jumlah pinjaman warga Jambi pada pinjaman online (pinjol) atau fintech lending  hingga Mei 2022 sebesar Rp 103,21 miliar yang berasal dari 84.684 akun peminjaman.

Minat masyarakat Jambi yang tinggi terkait fintech P2P lending ini, membuat OJK harus melakukan edukasi kepada masyarakat  terkait tujuan pendanaan P2P lending, untuk memberikan modal bagi usaha UMKM rintisan, khususnya pelaku UMKM unbankable.

Dalam situasi Bank Jambi harus bersinergi dengan OJK Jambi juga mensosialisasikan melalui iklan layanan masyarakat baik melalui media massa dan media sosial selain itu upaya perlindungan konsumen salah satunya melalui tim kerja Satgas Waspada Investasi, baik di pusat maupun di daerah.

Baca Juga :  Debat Perdana, H Bakri: Al Haris Dominan Tenang dan Mudah Dipahami Masyarakat

Bank Jambi sendiri telah melakukan berbagai inovasi dalam mengoptimalkan ekosistem yang dimiliki. Hal ini terkait rantai nilai layanan Pemerintah Daerah memiliki potensi pengembangan yang sangat luas, dapat mengakomodir kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan, dan sebagian ASN.

Di saat bersamaan Bank Jambi telah memperkuat infrastruktur IT bekerjasama dengan perusahaan teknologi besar Amazon Web Services serta peningkatan fitur produk berbasis teknologi dalam menciptakan pengalaman layaknya perusahaan fintech.

Untuk mengakomodir kebutuhan nasabah khususnya kalangan milenial dan juga beberapa produk spesifik yang memiliki permintaan untuk produk berbasis teknologi, bank kebanggan Jambi ini harus menyiapkan banyak produk yang disesuaikan dengan situasi yang ada.

Baca Juga :  Empat Pemuda Kota Jambi Tewas Dalam Parit Akibat Ugal-ugalan

Dewasa ini ada tiga kunci perekonomian di Jambi di antaranya hilirasi industri, ekonomi hijau, dan ekonomi digital. Tiga hal itu kalau digabung dan kompak, ekonomi Jambi akan bangkit.

Tentu saja kita berharap Bank Jambi dapat mengimplementasikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 dengan kekuatan transformasi digital agar warga tak terjerat praktik pinjaman online ilegal.

Hal itu akan terwujud apabila Bank Jambi bisa menghadirkan solusi bagi masyarakat Jambi dalam meningkatkan pendapatan ekonomi, khususnya sektor ekonomi digital dengan target mengikis pinjaman online ilegal yang tengah merajalela.

Di samping visi bisnis daerah memiliki tugas-tugas pembangunan, salah satunya mengentaskan kemiskinan dengan melawan pinjaman online ilegal atau pun rentenir. Bank Jambi bisa berperan di sini.

*Penulis adalah Pengamat Perbankan