Zabak.id, TURKI – Pasca gempa raksasa melanda, Presiden Turki RT Erdogan mengumumkan keadaan darurat selama 3 bulan di 10 provinsi yang telah merenggut ribuan nyawa. Dia mengatakan pemerintah Turki fokus pada penyelamatan dan pemulihan pascagempa.
Dilansir AFP, Selasa (7/2/2023), penyelamatan di wilayah terpencil dekat Suriah dihentikan akibat badai musim dingin yang dahsyat. Badai itu membuat beberapa jalan tidak dapat dilalui dan memperlambat pengiriman makanan dan bantuan.
Erdogan mengatakan serangkaian tindakan darurat akan diambil untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke daerah terdampak.
“Kami telah memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat untuk memastikan bahwa pekerjaan (penyelamatan dan pemulihan) kami dapat dilakukan dengan cepat,” kata Erdogan.
“Kami akan segera menyelesaikan proses Presiden dan Parlementer terkait keputusan ini, yang akan mencakup 10 provinsi kami yang pernah mengalami gempa dan akan berlangsung selama tiga bulan,” sambungnya.
Pemerintah Erdogan berada di bawah tekanan yang meningkat atas apa yang dilihat para pengkritiknya sebagai respons lambat terhadap gempa bumi terbesar di Turki dalam hampir satu abad.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki dan dirasakan hingga Suriah pada Senin (6/2). Guncangan juga turut dirasakan hingga ke Greenland yang sangat jauh.
Puluhan negara, mulai dari Ukraina hingga Selandia Baru berjanji mengirimkan bantuan untuk Turki dan Suriah. Suhu dingin yang membekukan semakin memperlambat upaya pencarian dan penyelamatan korban.
Sejumlah kehancuran terparah ada di area dekat pusat gempa, yakni antara Kahramanmaras dan Gaziantep, di mana seluruh blok bangunan hancur menjadi puing yang menumpuk di bawah timbunan salju. Ada 4.300 orang yang tewas di Turki dan Suriah akibat gempa.
Sumber: detik.com