Oleh: Riky Handriska

Zabak.id – Ini bukan masalah antara salah pilih atau pun tidak. Tapi, menurut ku ini hanyalah tentang kesadaran untuk membangun. Pilkada telah lama usai dan bahkan tak lama lagi kita akan menyambut tahun 2024, berarti pilkada akan bergulir kembali.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, namun tidak dengan janji bapak bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) yang dulu hingga kini belum terealisasi, dan ironi nya adalah di tengah kesengsaraan masyarakat bapak bupati Tanjab Timur malah mendeklarasikan diri untuk menjadi orang nomor satu di Provinsi Jambi, sungguh ironis sekali kurasa.

Baca Juga :  Menakar Program BLT Dillah-MT untuk Nelayan: Cerminan Kebijakan Usang yang Tidak Visioner

Sudahlah, intinya disini saya menulis untuk menyampaikan bahwasanya selesaikan tanggung jawab yang diberikan oleh rakyat, karena itu adalah amanah dan saya melihat video serta foto yang bertebaran di media sosial dan lain sebagainya kondisi masyarakat yang sedang berjibaku melewati jalan berlumpur jadi mengenai jalur transportasi darat di wilayah timur kabupaten Tanjung Jabung Timur itu sedang tidak baik baik saja bahkan tak layak untuk di lalui manusia.

Maka dari itu saya ingin mengajak seluruh para pembaca khususnya Bapak Bupati Tanjab Timur mari kita dewasa dalam menyikapi, dan kita harus cerdas dalam mengingat bahwasanya ada pro dan kontra mengenai persoalan tersebut, karena di kabupaten Tanjung Jabung Timur, ada dua bagian yaitu jalan Provinsi dan jalan Kabupaten.

Baca Juga :  Mendulang Dukungan dan Simpatik Masyarakat Melalui Kegiatan Blusukan

Problem mengenai jalan Kabupaten dan provinsi seharusnya jangan di jadikan bahan untuk melindungi jabatan, karena menurutku ini semua hanya permasalahan komunikasi antara pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan pemerintah Provinsi Jambi.

Kita punya beberapa putra dan putri terbaik yang berasal dari kabupaten Tanjab Timur yang duduk di DPRD Provinsi Jambi dan bahkan duduk di DPR RI, serta ada banyak yang memiliki relasi terbaik di Provinsi hingga Nasional, kenapa itu tidak di manfaatkan dan tidak di pikirkan.

Baca Juga :  Gus Yahya, HMI dan Caption Medsos Jokowi

Ya sudahlah, ini hanya tulisan receh yang ada di pikiran ku saat ini, tolong realisasi kan kesejahteraan, kesehatan serta pendidikan yang selalu di gaungkan ketika kampanye dan bahkan menjadi simbol kekuatan yang mengakibatkan melenggang untuk kedua kalinya. Merakyat, merakyat, dan merakyat, pertanyaan nya merakyat yang bagaimana yang dimaksud?.

Penulis merupakan tokoh muda Kabupaten Tanjung Jabung Timur