Oleh: Ansori Barata*

Zabak.id, OPINI – Gagasan utama Laris sesungguhnya membawa spirit keberlanjutan dalam setiap program yang ditawarkan. Dengan prinsip dasar “layak dan realistis,” Laris memahami bahwa setiap kebijakan yang dicanangkan harus berpijak pada kebutuhan nyata masyarakat serta mempertimbangkan batasan sumber daya yang tersedia.

Prinsip ini berakar pada pandangan bahwa pembangunan tidak hanya tentang ambisi tetapi juga ketepatan sasaran dan keterukuran hasil, serta kelayakan dalam kebermanfaatan.

Layak: Membangun yang Berdampak Langsung dan Terukur

Filosofi layak bagi Laris akan berarti setiap program harus memiliki dampak yang nyata dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Sebagai contoh, bantuan pompong 3GT untuk nelayan tidak sekadar inisiatif populis, tetapi merupakan solusi konkret yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan ekonomi nelayan. Dalam pandangan ini, kelayakan diukur melalui kebermanfaatan langsung—apakah program ini memberikan manfaat bagi mereka yang paling membutuhkannya? Apakah dapat meningkatkan taraf hidup secara berkelanjutan?

Selain itu, prinsip layak ini juga berlandaskan pada keadilan sosial, di mana setiap bantuan dan program harus mempertimbangkan keberagaman kebutuhan dan potensi di setiap wilayah.

Baca Juga :  Ketua Umum LPKPK Bersama Sekjend Hadir di Peringatan HUT RI di Istana Negara

Pemberian ekskavator per kecamatan, misalnya, bukan hanya untuk mendukung infrastruktur, tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap kecamatan memiliki akses terhadap alat yang krusial dalam pengembangan lahan pertanian dan pembangunan desa. Dengan demikian, prinsip layak mencerminkan keseimbangan antara aspirasi dan kebutuhan riil masyarakat.

Realistis: Langkah yang Terukur dan Berkelanjutan

Realistis bagi Laris bukan hanya soal kemampuan merealisasikan janji, tetapi lebih jauh lagi mengenai keberlanjutan setiap inisiatif. Prinsip realistis ini berpijak pada pemahaman mendalam tentang sumber daya dan konteks lokal Tanjung Jabung Timur. Dalam program santunan kematian dan beasiswa tahfiz, misalnya, Laris tidak sekadar menawarkan bantuan sekali jadi, tetapi membangun mekanisme yang memungkinkan program ini berlangsung berkelanjutan.

Program-program ini dirancang dengan mempertimbangkan dukungan anggaran dan efisiensi pelaksanaan agar tidak membebani kapasitas fiskal daerah, sehingga manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang.

Pendekatan ini menunjukkan pemahaman bahwa program yang baik bukan hanya dilihat dari skalanya, tetapi juga dari kesiapan sumber daya dan daya tahan dalam menghadapi tantangan. Diversifikasi pertanian dan ekonomi sirkular, sebagai contoh, adalah bentuk penerapan prinsip realistis, di mana Laris mendorong pengolahan produk setengah jadi yang memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara efisien. Prinsip ini menjamin bahwa apa yang diproduksi oleh petani dan nelayan memiliki nilai tambah dan dapat bersaing di pasar yang lebih luas, sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada harga komoditas mentah yang fluktuatif.

Baca Juga :  Lahan Warga Rusak Akibat Limbah PDAM, Syufrayogi: Kita Hadir untuk Memfasilitasi Masyarakat

Samudera Bangkit: Integrasi Sumber Daya untuk Kemajuan Bersama

Dengan Tagline samudera Bangkit, Laris menekankan bahwa semua elemen di Tanjung Jabung Timur—mulai dari sumber daya alam hingga sumber daya manusia—perlu bersinergi untuk mencapai kemajuan bersama. Filosofi ini mengibaratkan masyarakat dan potensi lokal sebagai bagian dari satu samudera yang besar; ketika semua unsur bergerak dalam harmoni, samudera ini akan bangkit dan menjadi kekuatan yang tak tergoyahkan. Dalam konteks ini, layak dan realistis bukan hanya tentang pendekatan teknis, tetapi mencerminkan komitmen untuk mengembangkan potensi lokal secara menyeluruh dengan tetap berakar pada kearifan lokal.

Pendekatan holistik ini tercermin dalam program ekonomi sirkular Laris, satu dari program unggulan yang masih jarang dimunculkan yang bukan sekadar konsep ekonomi tetapi sebuah filosofi pengelolaan sumber daya. Dengan memastikan bahwa hasil pertanian dapat diolah seluruh bagiannya menjadi produk yang berguna, masyarakat akan belajar mengelola sumber daya dengan bijak dan menciptakan rantai ekonomi yang berkesinambungan. Ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan yang mengedepankan penggunaan optimal dari sumber daya yang ada dan meminimalkan limbah.

Baca Juga :  Raih Kemenangan Mutlak, Asrizal Terpilih Sebagai Nahkoda Baru IKPMDI

Membangun Masa Depan dengan Prinsip Realisme dan Kehati-hatian

Pada akhirnya, prinsip layak dan realistis dalam visi Laris bukanlah sekadar slogan, tetapi landasan moral dan etika dalam mengelola pemerintahan. Dengan mengusung prinsip-prinsip ini, Laris berkomitmen untuk tidak hanya membangun Tanjung Jabung Timur hari ini, tetapi juga meletakkan pondasi yang kokoh bagi generasi mendatang. Pendekatan yang mengedepankan kebutuhan nyata masyarakat, berorientasi pada hasil jangka panjang, dan memanfaatkan potensi lokal seoptimal mungkin menunjukkan kesiapan Laris untuk memimpin dengan kebijakan yang tepat, terukur, dan berdaya tahan.

* Media Center Bidsus 01