Zabak.id, TANJAB TIMUR – Retaknya koalisi politik pasangan Dillah-MT mulai terkuak di internal partai. Kader senior Partai Golkar dikabarkan tidak puas dengan peran Partai Nasdem dalam koalisi tersebut. Kekecewaan ini muncul karena Golkar, yang memiliki 4 kursi di parlemen, dianggap harus “ngekor” pada Nasdem yang hanya memiliki 3 kursi.
Sumber dari internal Golkar menyebutkan, ada kader senior partai merasa keberatan dengan kondisi ini. Mereka menilai bahwa sebagai partai yang lebih besar, Golkar seharusnya memiliki pengaruh yang lebih besar dalam koalisi, bukan justru mengikuti arahan dari Nasdem yang posisinya lebih kecil. Kondisi ini dianggap mencederai marwah Partai Golkar, yang dikenal sebagai partai senior dengan pengalaman politik yang solid.
“Ini bukan soal jumlah kursi semata, tapi lebih kepada menjaga kehormatan partai. Bagaimana mungkin partai besar seperti Golkar harus tunduk pada partai yang jumlah kursinya lebih sedikit?” ungkap salah satu kader Golkar yang enggan disebutkan namanya.
Ketegangan internal ini diperkirakan akan berdampak pada soliditas koalisi pasangan Dillah-MT dalam Pilkada mendatang. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari pimpinan Partai Golkar terkait isu ini. Namun, sinyal ketidakpuasan di kalangan kader semakin kuat, dan menjadi tantangan bagi koalisi untuk tetap solid dalam menghadapi kontestasi politik.
Sejauh ini, Dillah-MT belum memberikan tanggapan resmi atas dinamika yang berkembang. Pengamat politik menilai bahwa jika tidak segera diselesaikan, retakan ini bisa mempengaruhi strategi kampanye dan kekompakan tim pemenangan. Apalagi, dengan persaingan yang semakin ketat, kestabilan internal koalisi menjadi faktor kunci keberhasilan dalam Pilkada.
Situasi ini menarik untuk diikuti, terutama bagaimana DPD Golkar Tanjabtim akan menyikapi ketidakpuasan di internalnya dan bagaimana dampaknya terhadap koalisi dengan Nasdem.(De)