Oleh: Dedi Saputra

Zabak.id, OPINI – Di bawah teduhnya pepohonan dan alunan riak Sungai Batanghari yang mengalir seolah menuturkan kisah-kisah lama, Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung menantikan hadirnya pemimpin yang bukan hanya bijaksana, tetapi juga berwibawa. Negeri Melayu Tanjung Jabung Timur, dengan segala kekayaan alam dan adat yang dijunjung tinggi, membutuhkan sosok yang mampu merawat sekaligus mengembangkan potensi yang tersembunyi di dalam tanah subur dan jiwa rakyatnya. Dalam jejak kepemimpinan, Laza dan Aris tampil bagai sebatang pohon kelapa, “Tinggi rajin berbuah, rendah meneduhi“, memberi manfaat tanpa batas.

Laza-Aris, dengan wibawa yang terpatri kuat dalam setiap gerak dan tutur kata mereka, bukan hanya hadir sebagai pemimpin biasa, tetapi sebagai pemimpin betuah yang dipercaya membawa berkah bagi Bumi Melayu. Seloko Melayu mengajarkan kita, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”, dan itulah yang tercermin dalam visi mereka untuk memajukan pariwisata dan potensi lokal daerah. Dengan santun dan penuh hormat kepada adat istiadat, Laza-Aris bertekad mengangkat potensi pariwisata Tanjung Jabung Timur ke pentas nasional dan internasional, menghidupkan kembali warisan yang tersembunyi di hutan, sungai, dan tradisi leluhur yang kaya.

Baca Juga :  Diduga Melakukan Perambahan dan Pengrusakan Cagar Alam, PT Citra Koprasindo Tani Didemo di KLHK

Tidak seperti angin yang berlalu begitu saja, mereka datang dengan keteguhan, membawa harapan bahwa setiap sudut negeri akan merasakan keadilan dan kemakmuran. “Sakik tapik mengobati, senang tapik menjaga,” demikianlah sosok Laza-Aris hadir, memimpin dengan kelembutan namun berpendirian kuat, menuntun masyarakat dengan ketegasan yang santun, namun penuh rasa kasih. Potensi lokal seperti kerajinan tangan, kebudayaan adat, hingga ekowisata yang tersebar di pelosok Tanjung Jabung Timur akan mereka kembangkan dengan hati-hati, seolah mengolah sepotong berlian dari tanah yang subur.

Baca Juga :  IPPNU Go Internasional, Lantik PCI IPPNU Hongkong

Wibawa mereka dalam memimpin tidak hanya melindungi, tetapi juga memajukan. Tanjung Jabung Timur dengan segala kekayaan alam, dari hutan hingga danau, dari bukit hingga laut, adalah permata yang membutuhkan tangan pemimpin yang halus namun kuat. Laza-Aris paham betul, “Buah yang tak masak, tiada akan dipetik”*, setiap program yang mereka rancang tidak tergesa-gesa, namun terukur, memikirkan dampak panjang bagi kesejahteraan masyarakat Tanjung Jabung Timur.

Dengan pandangan jauh ke depan, Laza-Aris juga menempatkan pariwisata sebagai jantung ekonomi daerah. Mereka percaya bahwa keindahan alam dan budaya Tanjung Jabung Timur bukan hanya untuk dikagumi, tetapi juga dijaga dan dimanfaatkan dengan bijak. Pengembangan pariwisata yang selaras dengan lingkungan dan tradisi adat akan membuat Tanjung Jabung Timur menjadi destinasi yang unik dan menarik, sekaligus memberikan penghidupan yang layak bagi masyarakat setempat.

Baca Juga :  Cegah Makan Korban Jiwa, Ketua DPRD Minta Pasang Tanda Bahaya di Sungai Batanghari

Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing,”begitulah mereka menuntun langkah, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergotong-royong membangun daerah dengan potensi yang luar biasa. Mereka tidak hanya menjadi pemimpin di puncak, tetapi juga pemimpin yang berjalan di tengah rakyat, mendengar setiap keluhan, dan merangkul setiap aspirasi.

Dalam bayang-bayang pepohonan rimbun yang menaungi Bumi Melayu, Laza-Aris adalah harapan baru yang menyatukan kekuatan alam dan budaya dengan sentuhan wibawa yang memukau. Mereka bukan sekadar pemimpin, tetapi pemimpin betuah yang membawa janji kemajuan, kesejahteraan, dan kehormatan bagi Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung. “Bagai aur dengan tebing,” Laza-Aris adalah pasangan yang saling melengkapi, siap menjaga dan membangun Tanjung Jabung Timur menuju masa depan yang lebih cemerlang.