Zabak.id, BOGOR – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) melakukan evaluasi kinerja industri hulu migas semester I-2024 serta membahas rencana jangka panjang sektor ini.
Kegiatan ini dilaksanakan pada CEO Forum ke-8 di Bogor, Sabtu (3/8/2024) lalu. Dalam forum itu terjadi proses diskusi intensif dan keterbukaan informasi antara SKK Migas dan KKKS yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi guna mencapai target bersama.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya juga memberikan kesempatan kepada pimpinan KKKS untuk memberikan masukan, apresiasi, serta memberikan bantuan dari SKK Migas mengenai permasalahan yang tengah dihadapi KKKS.
Tak hanya itu, Dwi juga menekankan pentingnya kolaborasi yang erat antara pemerintah dan KKKS dalam mencapai target nasional, khususnya terkait produksi dan lifting migas. Terlebih di tengah produksi migas Indonesia saat ini menghadapi tantangan signifikan.
“Dari target lifting tahun 2024 sebesar 635 ribu BOPD (barel minyak per hari) untuk minyak, saat ini realisasinya baru 579 ribu BOPD,” sebutnya.
Sedangkan untuk gas, dari target 5.785 MMSCFD (juta kaki kubik per hari), saat ini baru mencapai 5.366 MMSCFD. Masih ada kekurangan yang perlu segera diatasi. Pemerintah menilai kondisi ini sebagai krisis nasional dan menekankan perlunya langkah-langkah agresif dalam mengatasi hambatan-hambatan produksi dan lifting.
Di sini SKK Migas berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan mengambil tindakan tegas guna memastikan program-program KKKS dapat berjalan sesuai rencana. Tentunya dengan menekankan kepada seluruh pimpinan tertinggi KKKS untuk menjalankan komitmen program kerja yang telah disepakati.
“Ini penting dalam rangka mencapai target akhir tahun untuk minyak sebesar 594.000 BOPD, yang akan mempengaruhi titik masuk kita pada tahun 2025 yang direncanakan berada di kisaran 634.000 BOPD,” jelas Dwi.
Untuk gas, meski lifting gas secara year-to-date berada di angka 5.366 MMSCFD, namun pada 25 Juli 2024, lifting harian telah mencapai 5.919 MMSCFD, atau pada posisi 2 persen di atas target lifting APBN sebesar 5.785 MMSCFD.
“Kami juga fokus pada percepatan tambahan produksi sebesar 174 MMSCFD, terutama dari KKKS HCML dan Pertamina EP Cepu,” katanya.
Selain itu, langkah-langkah menjaga stabilitas operasional guna menghindari unplanned shutdown sangatlah penting juga dilakukan, sehingga pihaknya tetap optimistis untuk mencapai outlook lifting gas sebesar 5.544 MMSCFD.
Terlepas dari tantangan itu, Dwi melihat industri hulu migas Indonesia masih menunjukkan prospek yang menjanjikan. Ini tercermin dari temuan eksplorasi pada tahun 2023, dimana penemuan di struktur Geng North dan Layaran telah menempatkan Indonesia di puncak daftar penemuan terbesar di Asia Tenggara dari 2020-2024.
“Kami memprediksi beberapa tahun ke depan Indonesia akan memimpin investasi hulu migas di Asia Tenggara, didorong oleh penemuan signifikan dan komitmen pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi,” tuturnya.
Sebagai bentuk atensi bersama, pimpinan SKK Migas dan KKKS juga menandatangani beberapa komitmen yang telah disepakati untuk mencapai target produksi migas tahun 2024. Komitmen itu mencakup pelaksanaan WP&B 2024, mitigasi masalah kritis, inisiatif jangka pendek, standar kesehatan, keselamatan dan lingkungan, optimalisasi shutdown terencana, reaktivasi sumur, akselerasi komersialisasi, perbaikan manajemen aset dan dukungan pemerintah.
“Prinsipnya di sini semua komitmen yang dijalankan itu tidak hanya semata untuk mencapai atau memenuhi target perusahaan, tapi secara umum yang jauh lebih penting adalah untuk berkontribusi pada tujuan nasional,” pungkasnya.