Zabak.id, Feature – Barangkali nama Arie Suriyanto sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur, terutama didinding media sosial, baik itu Facebook, Instageram maupun Tik Tok.

Narasi-narasinya banyak menghiasi media sosial dalam mengkritisi berbagai kebijakan pembangunan pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Sebagai salah seorang penggiat sosial, tentunya yang harus di kedepankan adalah menjaga profesionalisme serta berkomitmen terhadap apa yang menjadi permasalahan di tengah tengah masyarakat.

Pria kelahiran Makassar, 5 Agustus 1962, merupakan sosok yang lebih konsisten dalam memperjuangkan berbagai aspirasi masyarakat.
Meskipun dirinya bukan di lahirkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, namun masa kecilnya lebih banyak dihabiskan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur hingga menamatkan pendidikan Sekolah Dasar dan SMP di Kecamatan Nipah Panjang. Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) PGRI I Jambi tahun 1980 – 1981, dirinya memutuskan memantau ke Ibukota Jakarta.
Pria yang lebih akrab di panggil Bang Arie, memiliki kelebihan menguasai bahasa Inggris, tentunya merupakan modal baginya untuk bisa hidup di Ibukota Metropolitan Jakarta yang dikenal sebagai kota yang lebih kejam dari Ibu Tiri.

Namun di dorong oleh adanya tekad serta kemampuan bahasa yang dikuasainya, telah membuat dirinya bertahan hidup, meskipun harus tinggal berpindah pindah bahkan sempat tinggal di masjid. Sifat yang membuatnya supel dalam bergaul, ternyata membuahkan hasil setelah dirinya diminta oleh Humas Pelabuhan II Indonesia Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta sebagai Tourist Information, mengingat sejarah, Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan salah satu Pelabuhan tertua di Indonesia, pernah terkenal di abad ke 15 pada tahun1522, bahkan salah seorang pelaut terkenal Inggris yang mengelilingi dunia Captain James Cook pernah bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa yang di kuasai oleh kerajaan Pajajaran, Fatahillah dan Sultan Agung melalui Pangeran Jayakarta, sehingga tidak heran apabila Pelabuhan Sunda Kelapa telah berkali-kali berganti nama yang akhirnya menjadi Pelabuhan Batavia.

Dengan adanya bukti sejarah tersebut telah menjadikan Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai salah satu objek wisata yang paling banyak di kunjungi oleh wisatawan mancanegara. Sebagai koordinator Tourist Information yang harus berhadapan dengan berbagai wisatawan dari berbagai negara, terutama kunjungan petinggi dari pemerintahan negara lain, tentunya dibutuhkan kemampuan untuk menjelaskan tentang sejarah berdirinya Pelabuhan Sunda Kelapa serta sejarah keberadaan Perahu Layar Pinisi yang bersandar di Pelabuhan tersebut.

Melalui salah seorang wartawan senior harian Suara Karya yang meliput di Pelabuhan Sunda Kelapa, akhirnya saya diminta untuk menulis artikel di media tersebut tentang Potensi Obyek Wisata Pelabuhan Sunda Kelapa dan sekitarnya.
Beberapa hari setelah terbitnya berita tersebut, ternyata mendapat tanggapan dari Menteri Pariwisata Ahmad Taher untuk mengarahkan diri saya untuk menghadap Dirjen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Joop.Ave.

Tanpa membuang waktu lagi dirinya langsung datang menghadap Dirjen Pariwisata yang menawarkan dirinya untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pemandu Wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DKI Jakarta pada tahun 1984. Setelah selesai mengikuti pendidikan dan pelatihan Pariwisata umum, sejumlah kegiatan saya lakukan diantaranya Pasar Wisata, Festival Kali Opak Ciliwung, Festival Pulau Seribu dengan membangun koordinasi dengan Suku Dinas Pariwisata Jakarta Utara.

Baca Juga :  Pilkada Mulai Memanas, Ari Suryanto Minta Kadis, Camat, Kades Netral di Pilkada

Setelah sukses menggelar berbagai event dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Pelabuhan Sunda Kelapa, melalui Kepala Dinas Pariwisata yang waktu itu di jabat oleh Fauzi Bowo mantan Gubernur DKI Jakarta, ternyata mendapat tanggapan positif terhadap upaya-upaya yang dilakukannya, sehingga digelarlah Festival Sunda Kelapa yang dibuka langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Soerjadi Sudirja yang juga merupakan mantan Menteri Dalam Negeri. Setelah sukses menggelar event tersebut, yang mampu mengundang sejumlah Atase kebudayaan negara-negara sahabat melalui Perwakilan Duta Besar yang ada di Jakarta.

Pada tahun 1990, Pemerintah menetapkan Visit Indonesian Year, dimana target kunjungan wisatawan diharapkan mampu menembus 2 juta kunjungan wisatawan mancanegara, maka momen tersebut manfaatkan oleh Arie untuk membangun fasilitas Cafe dengan nama Cafe Pinisi.
Akhirnya melalui berbagai keberhasilan yang di capainya, Arie mencoba mengembangkan kariernya di bidang Tour and Travel, sehingga bergabunglah dirinya di salah satu Perusahaan Biro Perjalanan Umum PT. Panorama Tour & Travel untuk mencoba belajar membawa kehidupan di dunia yang belum pernah dilakukannya yaitu penjadi pemandu wisata dari Jakarta sampai Bali selama sepuluh hari Perjalanan.

Jujur baginya menjadi seorang pemandu wisata dengan membawa rombongan wisatawan mancanegara, tentunya harus menguasai daerah-daerah yang akan dilalui terutama sejarah dan budaya di setiap daerah terutama objek- objek wisata. Bayangkan saja selama sepuluh hari bersama rombongan mulai dari Jakarta, Bogor, Bandung, Purwokerto, Dieng Wonosobo, Borobudur, Prambanan, Jogjakarta, Kraton, Solo, Sragen, Ngawi, Nganjuk, Kertosono, Pasuruan, Bromo, Kalibaru, Jember, Banyuwangi hingga sampailah di Dermaga Gilimanuk yang akhirnya mengantarkan seluruh rombongan wisatawan ke wilayah Kuta dan Sanur.

Namun berkat keberanian serta rasa keinginan tahuan untuk belajar merupakan pengalaman yang paling berharga, meskipun awalnya ada rasa grogi atau nervest, akhirnya mampu dilaluinya.Padahal diakuinya, bahwa untuk mengetahui daerah-daerah di pulau jawa tentunya butuh pengalaman, namun baginya adalah adalah tekad dan kemauan untuk belajar, sehingga dirinya mampu melalui semua itu. Selama empat tahun dirinya menekuni perjalanan Jave – Bali Overland bersama rombongan wisatawan mancanegara, akhirnya dirinya mengundurkan diri dan dan bergabung dengan salah satu Organisasi Wartawan sebagai Pengurus Pusat dari Himpunan Insan Pers Seluruh Indonesia (HIPSI) sebagai Kepala Devisi Hubungan Luar Negeri. Selain itu juga dirinya memegang jabatan sebagai kepala divisi pada majalah lingkungan hidup dan pariwisata Wahana Indonesia.

Tahun 1998 dirinya bergabung dengan salah satu Media dari Norwegia untuk meliput kegiatan terhadap proses reformasi di Indonesia, termasuk ketika menyaksikan Aksi Demonstrasi di depan Gedung Bundar Kejaksaan Agung RI, dimana beliau sempat bergabung bersama Almarhum Munir, Bambang Widjayanto, Tetep Masduki serta sejumlah Wartawan dari Harian Suara Bangsa dan Wartawan RCTI.

Baca Juga :  Kunker ke Sarolangun, Ketua DPRD Provinsi Jambi Tinjau Peningkatan Dua Ruas Jalan

Akhirnya pada awal tahun 1999, dirinya memutuskan diri untuk kembali ke Tanjung Jabung, karena pada saat itu masih berinduk ke Kuala Tungkal.
Melalui seleksi Rekrutmen Panitia Pemilihan Keanggotaan (PPK) DDPRD Kabupaten yang terdiri dari Ketua dan Anggota sebanyak 7 orang, sebagai salah satu persyaratan dalam menetapkan komposisi Keanggotaan DPRD Kabupaten Tanjung JabungTimur berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 Tentang Pemekaran Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Seleksi Rekrutmen telah meloloskan nama Efi Rizal, SH sebagai Ketua, Anggota terdiri dari Arie Suriyanto, Rajito, Indra Yeni, Mizwar, dan Muhammad Yunus. Setelah meminta tanggapan dari masyarakat terkait Independensi PKK DPRD Kabupaten,, akhirnya nama Efi Rizal, SH dicoret karena nama beliau pernah menjadi kader dari salah satu partai politik, sehingga Efi Rizal, SH diganti oleh Uztad Karim dan untuk mengisi kekosongan Ketua, maka dilakukan pemilihan secara aklamasi dan menunjuk Arie Suriyanto sebagai Ketua PPK DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dengan ditetapkanya sebagai salah satu Kabupaten Pemekaran, tentunya tidak terlepas dari adanya peran Arie Suriyanto dan kawan-kawan dalam membentuk kelengkapan Perangkat Kelembagaan Daerah.

Pada tahun 2000, Arie dan kawan-kawan mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat dengan nama Forum Komunikasi Masyarakat Desa (LSM FOKSMADES) yang bergerak di bidang Sosial dan Lingkungan Hidup. Sejumlah nama telah berhasil dilahirkan oleh lembaga ini dalam menunjang karier mereka, diantanya terdapat nama H. Muhammad Juber, SAg, mantan wakil Anggota DPRD Kabupaten Tanjung JabungTimur, mantan Wakil Bupati di era Bupati Drs. H. Abdullah Hich dan terakhir Anggota DPRD Provinsi Jambi selama 2 periode. H. Ambo Tang, SE, mantan Anggota DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan terakhir menjabat sebagai Wakil Bupati di era Zumi Zola serta mantan Bupati Tanjung Jabung Timur. H. Hasan Basri, SH, mantan Anggota DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan saat ini menjabat sebagai Ketua BAZNAS Provinsi Jambi.

Sebagai salah satu lembaga yang concern terhadap persoalan kerusakan lingkungan terutama menyoroti masalah aktivitas Illegal logging di kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) yang sempat heboh dan menyita perhatian Pemerintah Pusat dan kalangan Internasional. Namun sangat disayangkan bahwa lembaga tersebut sampai saat ini pakum dari segala aktivitas.

Meskipun kepakuman lembaga yang pernah di besarkannya, justru Arie masih terlihat aktif menyuarakan berbagai aspirasi masyarakat sebagai salah seorang Parlemen Jalanan di bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung dengan komitmen Jangan Pernah Berhenti Untuk Berbuat Baik, Meskipun Yang Diperbuat Hanya Sedikit dan Bermanfaat bagi Orang lain.

Bio Data

Nama : Arie Suriyanto
Tempat Tgl. Lahir : Makassar, 5 Agustus 1962
Agama. : Islam
Alamat. : Jln Delta RT12/03 Kelurahan
Nipah Panjang I, Kecamatan
Nipah Panjang, Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, Jambi

Baca Juga :  Ketum JMSI Teguh : Pemilu Sebagai Wadah yang Mempertemukan Berbagai Gagasan

Keluarga
Istri : (Alm) Sopia Iksan
Anak. : Natasha, Kartika, Martin dan Erika

Pendidikan Terakhir

– Tahun 1974 Tamat SDN 24/V Nipah Panjang
– Tahun 1977 Tamat SMP Filial Nipah Panjang.
– Tahun 1980 – 1981 Tamat SMEA PGRI I Jambi,

Riwayat Pendidikan Formal

– 1984 Akademi Pariwisata Jakarta

Riwayat Pendidikan Non Formal
– 1985 Pendidikan dan Pelatihan Pramuwisata
Umum DKI Jakarta.

Riwayat Pekerjaan

– 1983 – 1990 Koordinator Tourist Information
Obyek Wisata Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta
– Tim Surveyor Christoper Giles Tenaga Ahli
Geologi PT. Arah Tutut Mineral, PT. Asia Oil
Mineral wilayah Gunung Sitoli, Teluk Dalam
Kepulauan Nias, Sumatera Utara.
– Marketing Direktur PT.Tuban Pelabuhan Sunda
Kelapa Jakarta.
– Tim Surveyor PT. Puncak Wawasan Indah, Proyek
Pengembangan Jakarta Water Front City
– Tour Operator Perahu Pinisi Nusantara ex Expo
Vancover Canada bersama Nick Fenton.
– Managing Director Phinisi Cafe Sunda Kelapa
– 1989 Tim Pembuatan Film Dokumenter Televisi
Talassa (TF3 – TF5) Perancis, meliputi Perburuan
dan Penankapan Ikan Paus di Kepulaua Lembata
Lamalera Flores, NTT.
– Film Dokumenter di Pelabuhan Ikan Banoa, Bali
– Film Dokumenter Pembuatan Perahu Pinisi di
Desa Tanah Beru Bonto Bahari dan
Tanjung Bira, Bulukumba, Sulsel
– Film Dokumenter tentang Nelayan Danau Tempe,
Sengkang Sulsel.
– Film Dokumenter tentang Upacara Proses
Pemakaman Adat Suku Toraja di Desa Lemo dan
Desa Londa, Sulsel.
– Film Dokumenter Aktivitas Nelayan Bagan di
Perairan Teluk Jakarta, Kepulauan Seribu.
– Film Dokumenter Aktivitas Nelayan di Pelabuhan
Ratu, Pantai Selatan Sukabumi, Jawa Barat.
– Tim Surveyor Penjajakan Pembuatan Film
Dokumenter Penangkaran Buaya di Pulau Kimam
Merauke, Papua.
– Tour Guide Java – Bali Overland PT. Panorama
Tour & Travel Jakarta.
– Tour Guide Jakarta City Tour
– Tour Guide Jakarta Sigh Seing
– Tour Guide Bandung Excercution
– Tour Guide Jakarta – Puncak & Bogor Botanical
Garden
– Divisi Hubungan Luar Negeri Himpunan Insan
Pers Seluruh Indonesia (HIPSI)
– Kepala Hubungan Luar Negeri Majalah Wahana
Indonesia.
– Tim Investigasi Media Norwegia tentang
Peliputan Proses Reformasi di Gedung DPR RI
– Tim Soenardi, SH. MH, dalam Advokasi
Masyarakat Waduk Pluit, Kebun Tebu Muara Baru
Penjaringan Jakarta Utara.
– Ketua Panitia Pemilihan Keanggotaan DPRD
Kabupaten dalam Pemekaran Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
– Direktur Eksekutif LSM Foksmades Tanjab Timur
– Staf Ahli LSM FKPDP Kabupaten Serang, Banten
– Koordinator KCHPI (Komunitas Cinta Hijau
Pesisir Indonesia) Tanjung Jabung Timur.
– Steakholder Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera)
Wilayah Jambi.
Terima kasih.