Zabak.id – Anggota DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi PKB Kemas Alfarabi menjadi pemateri, Minggu (19/09/2021) pada acara Mapaba PMII komisariat UNJA bertempat di aula Kesbangpol Priv Jambi, Bang AL sapaan akrabnya menjelaskan tentang Islam   dan Keindonesiaan dengan mengawali dari sejarah Nusantara pada Abad ke 4 telah berdiri kerajaan Hindu di Kutai Kerajaan Budha di Sriwijaya pada abad ke 7 dengan peninggalan candi dan prasasti, kemudian berdasar catatan Marcopolo dan Ibnu batutah pada abad 12 telah berdiri Kesultanan Islam di Sumatera dan Abad 14 di pulau Jawa, hingga Portugis mendarat di Maluku pada 1512 dan Belanda pada 1596 di Banten melakukan kolonialisme selama ratusan tahun, hingga awal abad 20 muncul gerakan perjuangan pergerakan nasional yang dipelopori golongan terpelajar yang mendirikan organisasi menentang diskriminasi rasial.

Baca Juga :  Bupati Tanjab Barat Pimpin Rapat Lanjutan Fasilitasi Percepatan Penanganan Konflik Antara Tiga Desa Dengan PT. Bukit Kausar

Kepada Mahasiswa Alfarabi menyebut bahwa saat ini kita hidup pada zaman tatanan baru dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi mendorong dinamika perubahan dunia di era digital menuju era revolusi industri 4.0, sebagai bangsa yang majemuk dan memiliki sejarah panjang kebhinekaan, masa depan kemajuan bangsa kita ditentukan dengan semangat kebersamaan dan semangat kebangsaan, konsep Islam inklusif yang rahmatan lil alamin yang toleran membawa manfaat dan kebaikan kepada seluruh umat manusia.

Putra pendiri Fakultas Kedokteran UNJA ini Menjelaskan disamping tugas untuk belajar juga pentingnya peran ideologi dalam kebangkitan gerakan dan aktivitas kelompok intelektual karena hakikat dari gerakan mahasiswa adalah proses perubahan, tuntutan dan tantangan masa depan dengan kesadaran jati diri dan budaya bangsa dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Juga :  Viral TPS Ditulis CEPULUH, Ini Pengakuan Penulis TPS 10 Pijoan.

Menurut Anggota Komisi 1 DPRD Prov fakta membuktikan penyebaran agama Islam tidak dilakukan dengan peperangan dan pemberangusan budaya setempat namun dakwah yang merangkul dan menjadi relasi antara universalitas islam, budaya lokal dan budaya arab, dengan mempertimbangkan realitas sosio historis Nusantara yang majemuk dan pluralistik yang dalam ajaran agama islam diajarkan tentang ukhuwah (persaudaraan). (Red)