Catatan di Kaki Langit, HMI di Ujung Sejarah

Minggu, 15 Agustus 2021 - 20:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prof M Qasim Mathar
Cendekiawan Muslim

Zabak.id – Sebentar lagi apa yang dikenal sebagai HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) akan tinggal sebagai puing sejarah.

Lalu, tinggal sebagai kenangan sejarah.

Setelah itu terlupakan, kecuali jika masih ada tulisan yang tertinggal yang masih bisa dibaca.

Para pembaca yang bukan HMI akan membaca tulisan itu dengan samar-samar, bahwa dahulu kala di Indonesia ada organisasi kemahasiswaan yang cukup lama berjaya, namun gagal mengantar bangsa Indonesia meraih peradaban yang tinggi. Hingga akhirnya HMI lapuk sendiri di dalam perjalanan bangsa Indonesia.

Sebabnya? Radikalisme eksklusifisme beragama, konservatisme, rasa benci terhadap sekitar, kejumudan dan keengganan berpikir bebas, tabiat penjiplak, kehilangan daya kreatif, takut berkolaborasi dengan yang berbeda, takut keluar dari “Islam” dan menemukan Islam yang baru, … semua faktor itu telah merusak prinsip Insan Cita HMI.

Baca Juga :  Bangun Karakter Bangsa, Gubernur Al Haris Apresiasi Peran Ponpes

Yaitu “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhana wata’ala.”

Apa yang disebut sebagai pengkaderan HMI, sesungguhnya mengisi kaum intelektual muda Indonesia agar memiliki semua faktor yang telah disebutkan di atas.

Proses pengkaderan yang demikian sudah berjalan persis saat masuknya gelombang radikalisme beragama ke tubuh HMI sejak masa Orde Baru.

Sejak itu, Insan Cita HMI mulai kehilangan wujud. Hingga sekarang, Insan Cita tinggal bayangan. Bahkan menjadi hantu bagi HMI.

Anak-anak HMI takut mengusung untuk mewujudkan Insan Cita.

Sangat mungkin karena jejak Insan Cita sudah semakin kabur dalam perjalanan bangsa ini.

Baca Juga :  Calon Ketua Umum Bermunculan, MW KAHMI Jambi Segera Laksanakan Muswil

Ya, mirip hantu. Tidak ada jejaknya, tapi terus menghantui.

Apa yang disebut sebagai senior atau KAHMI, sesungguhnya bisa berwujud sekelompok imperialis yang memperbudak anak-anak atau kader HMI.

Imperialis itu memberi makan dan memelihara kader-kader HMI untuk digiring sebagai budak bagi kepentingan imperialis HMI.

Kelak karena terlatih sebagai budak-budak kepentingan senior imperialis, kader-kader HMI itupun menjadi KAHMI imperialis yang baru.

Proses ini sudah berlangsung sejak masa berjaya para senior itu pada masa Orde Baru hingga sekarang.

Sudah lebih 30 tahun.

Sudah lebih dari tiga dekade wadah HMI dan KAHMI hanya bagai kuda tunggangan untuk mengejar berbagai kepentingan yang menjauh dari Insan Cita HMI.

Baca Juga :  BADKO HMI Jambi Bagikan Daging Qurban Kerumah Warga

Dalam masa yang panjang itu pengkaderan HMI hanya sebagai tempat latihan untuk melahirkan budak-budak bagi senior imperialis.

Tidak ada lagi renungan dan tindakan terhadap “Islam” yang membuat orang-orang HMI kehilangan daya pioner untuk mengangkat bangsa Indonesia ke taraf peradabannya yang tinggi.

HMI bersama organisasi Islam lainnya menjadi beban dan faktor penghambat bagi Indonesia untuk terangkat sebagai bangsa yang disegani.

Jika membiarkan dirinya terbelenggu dengan “Islam”, HMI kini sedang berada di ujung sejarahnya.

Jangan pula berharap kepada organisasi lainnya yang bermerek “Islam”.

Sebab, jika hukum baja sejarah yang berlaku, hanya kalangan yang mengikuti arah ke depan jarum sejarah yang akan mengubah kondisi bangsa.

Dan, itu, bukan HMI!(*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Zabak.id. Mari bergabung di Channel Telegram "Zabak.id", caranya klik link https://t.me/zabak.id, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berita Terkait

Evolusi Visi ‘Jambi Mantap Terdepan’
MD KAHMI Tanjab Timur Gelar Rakorda, Berbagi Takjil dan Bukber
Membangun Empati dan Kepedulian di Era Digital
Cara Mengurangi Peningkatan Prevalensi Stunting di Indonesia
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurun Tetapi Masih Banyak Pengangguran? Ini Solusinya
Pemkab Tanjab Barat Melaksanakan Safari Ramadhan di Desa Karya Maju Kecamatan Pengabuan
Bukan Romi Hariyanto, Lawan Berat Al Haris Justru Fadhil Arief
Festival Arakan Sahur di Buka Secara Resmi Oleh Menteri Menparekraf Didampingi Gubernur Jambi Dan Bupati Tanjab Barat
Tag :

Berita Terkait

Senin, 25 Maret 2024 - 14:59 WIB

Membangun Empati dan Kepedulian di Era Digital

Kamis, 21 Maret 2024 - 16:52 WIB

Cara Mengurangi Peningkatan Prevalensi Stunting di Indonesia

Kamis, 21 Maret 2024 - 16:01 WIB

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurun Tetapi Masih Banyak Pengangguran? Ini Solusinya

Senin, 18 Maret 2024 - 17:42 WIB

Bukan Romi Hariyanto, Lawan Berat Al Haris Justru Fadhil Arief

Rabu, 17 Januari 2024 - 16:24 WIB

Mubes HIMA IH UNJA Tidak Transparan? Legitimasinya Dipertanyakan

Jumat, 12 Januari 2024 - 19:57 WIB

Kabupaten Kerinci Darurat Bencana, Mulai Dari PPPK, Bencana Alam Hingga Netralitas ASN Jelang Pemilu, Mahasiswa: PJ Bupati Harus Tegas Atau Diberhentikan

Kamis, 7 Desember 2023 - 11:27 WIB

Gubernur Jambi di kancah Internasional

Jumat, 10 November 2023 - 17:14 WIB

Tanjab Timur Butuh Pemimpin Visioner

Berita Terbaru